Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hindari Penyebab Renggangnya Ikatan Persaudaraan

4 Januari 2019   17:06 Diperbarui: 4 Januari 2019   19:11 1816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berebut Warisan

Tentang harta warisan orang tua biasanya menjadi pangkal perselisihan antar saudara. Masing-masing merasa berhak untuk mendapatkan bagian yang diinginkan. Tak jarang orang tua (yang sudah sepuh) mendadak jatuh sakit karena terbebani pikiran tentang anak-anak yang susah diatur dan maunya menang sendiri.

sumber ; tabligh.id
sumber ; tabligh.id
Mungkin anda pernah membaca berita seorang anak menuntut orangtua ke meja hijau terkait dengan pembagian warisan. Sungguh memprihatinkan kalau seorang anak sampai tega mencelakai orang tua sendiri hanya gara-gara harta benda.

Saya sangat meyakini bahwa tidak ada sikap paling elegan dalam menghadapi pembagian warisan, selain manut dengan pembagian yang ditentukan orangtua (sebagai pemilik harta) Namanya juga harta, lama-lama juga akan habis apalagi cara mendapatkan kurang baik dan kita tidak bisa mengelolanya.

(saya yakin masih banyak aspek lain yang terlewat, silakan anda lanjutkan sendiri)

-o0o-

Ikatan persaudaraan tidak bisa disandingkan dengan dengan uang. Saking mahalnya ikatan tersebut sebaiknya jangan dinodai dengan urusan uang. Saudara sedarah itu (seharusnya) abadi karena hubungan tersebut akan menurun pada anak cucu, dan akan saling berkesinambungan. 

Ibarat pohon silsilah kalau tidak ada saudara yang berbuat masalah tentu garis keturunan akan memanjang dan membuat semakin banyak saudara.

foto keluarga saat lebaran- Dokumentasi pribadi
foto keluarga saat lebaran- Dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun