Â
Selepas sekolah atas, seperti umumnya anak di desa, saya pergi merantau ke kota besar. Beberapa anak ada yang merantau, untuk alasan melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi. Sebagian lainnya, untuk mencari pekerjaan berbekal ijazah SMA dimiliki.
Meski sudah seperempat abad lebih merantau, saya tidak putus kabar tentang kampung halaman. Setidaknya seminggu sekali, melalui sambungan telepon tersiar cerita tentang desa terpencil di kaki gunung lawu ini.
Dari sekian banyak kisah, yang terjadi di kampung tercinta. Ada satu kisah cukup mengagetkan, adalah tentang anak dari tetangga jauh yang (usianya adalah kakak kelas jauh saya) mengalami ketergantungan narkoba. Mendengar hal ini saya tidak langsung percaya, mengingat seterpencil kampung halaman saya, masa bisa orang terjerat narkoba.
Kisah ini terjadi akhir tahun 90-an, saat itu narkoba belum terlalu marak diperbincangkan orang. Si ibu (yang penjual kain di pasar), schok mendapati anak kesayangan sakaw. Hingga akhirnya, si anak menghembuskan nafas terkahir pada usia 40-an.
Bagaimana ya, dengan desa jaman sekarang. Desa yang sudah maju berkat teknologi, tidak ada batas ruang dengan kota besar.
***0o0***
Acara, Forum Diskusi Trending Topic -- Antisipasi dan Solusi Permasalahan Penyalahgunaan Narkoba di Desa Dalam Rangka  Menuju Desa Bersih Narkoba- , yang diadakan BNN dan Kemendes, PDT dan Transmigrasi. Setidaknya bisa menguak pengetahuan, perihal kemungkinan desapun bisa dijadikan incaran bandar narkoba.
Sinergi BNN dan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, sangat strategis. Agar desa yang nantinya berdaya, tidak rusak karena peredaran narkoba yang ada di desa itu sendiri.
Warga desa juga perlu mendapat dukungan, berupa pelatihan, penyuluhan, edukasi tentang bahaya narkoba. Sekaligus bisa mengajak warga, agar lebih kreatif dan aware terhadap produk unggulan yang ada desa tersebut.