"Untuk (mengirim) barang yang mudah busuk (buah), saya tidak berani-coba-coba. Pakai jasa ekspedisi lain  (selain JNE) pernah gagal, saya tidak hanya mengecewakan customer saja tapi saya (sendiri) juga. Kepentingan customer adalah kepentingan saya juga, maka saya mau kasih yang terbaik," Listyoningsih Wijayanti Owner dan Founder buah online Putra Asih.
Pagi hendak beranjak siang, ketika langkah kaki ini sampai di toko buah Putra Asih, di daerah Kramat Jati Jakarta Timur. Kedatangan saya disambut seorang pekerja, sementara tuan rumah masih berada di pasar induk Kramat Jati, sedang menyiapkan buah hendak dikirim hari itu.
Di ruangan berukuran (sekitar) 4 x 5 meter, tampak berjajar tiga freezer ukuran sedang satu di kanan dan dua lainnya di sebelah kiri pintu masuk. Sementara di tengah ruangan, terdapat satu meja lebar menyangga meja lebih kecil (panjang sama), dengan keranjang isi buah di atasnya, berhimpit timbangan elektronik, laptop dan peralatan pendukung lain dan beberapa kursi mengelilingi.
Selang beberapa waktu, pasangan suami istri sang pemilik toko buah online datang -- kesan pertama saya tangkap, Listyoningsih Wijayanti dan Ferry Darmawan adalah pasangan yang kompak.
***
Toko buah online Putra Asih, berawal dari orang tua  yang penjual buah di Pasar Induk Kramat Jati. Sang ibu hanya melayani pembelian dengan cara grosir (keranjangan, kardus), tak ayal kerap menolak pembeli eceran (kiloan)
Mendapati kenyataan terjadi, Instuisi bisnis Lilis dan Ferry bekerja dan menangkap ada peluang di depan mata. Kemudian Lilis berinisitif membuka PO (Pre-order) buah, untuk pembelian eceran melalui online.
Menawarkan kepada teman terdekat (mulai teman kantor, orang tua di sekolah anak, komunitas dan sebagainya), dan ternyata mendapat respon cukup bagus.
Akun media sosial (milik buah grosir ibu Asih) disulap menjadi "Putra Asih", dan mulai berjualan buah eceran secara online dengan memakai satu ruangan di rumah.
Tiga tahun berselang (September 2018), Putra Asih menyewa toko (yang  saya datangi) dan sudah mempekerjakan empat karyawan (dua di toko, dua  kurir pengiriman seputaran Kramat Jati)---keren banget kan.
Sejauh  ini buah lokal masih mendominasi, seperti saya lihat ada mangga golek,  mangga alpukat (mangga arum manis matang pohon), buah naga, kelengkeng,  jambu kristal dan lain sebagainya.
Untuk penentuan harga jual, Lilis dan Ferry memakai prinsip ekonomi, yaitu ketika pasokan banyak dan permintaan sedikit maka harga turun. Sebaliknya pada saat persediaan terbatas dan permintaan banyak, otomatis harga buah naik menyesuaikan pasaran. Â Buah yang didatangkan dari luar kota dan jauh, harga jualnya lebih mahal (terpengaruh ongkos pengiriman).
Ketersediaan dan kualitas buah masih menjadi tantangan tersendiri, meskipun jenis buah (atau merek) sama, datang pada hari yang sama, tidak menjamin kualitas sama.
"Jadi musti dichek satu per-satu" tambah Lilis
Mengerjakan dengan Sepenuh Hati
Jualan buah diakui Ferry cukup 'tricky', musti bisa memperlakukan buah dengan baik dan benar, agar sampai tangan customer dalam kondisi bagus.
Setiap melayani pesanan customer, setidaknya ada tiga tahapan dilakukan team Putra Asih, yaitu quality control, tehnik pengemasan dan tehnik pengiriman.
1. Quality Control
meliputi tiga hal yaitu ;
Ukuran fisik buah, kali pertama memilih buah, orang pasti melihat dari penampakan yang terlihat (salah satunya ukuran ). Ukuran fisik buah (besar kecilnya) sangat penting, akan memberikan kesan pertama kepada konsumen.Â
Toko buah online Putra Asih, memiliki standart tentang ukuran buah yang dijual dan atau dikirim.
Kemulusan dan warna kulit, memilih buah dengan kulit mulus dan warna menarik (biasanya merah kekuningan), menjadi tahapan berikutnya. Penampilan buah yang paripurna, akan membuat pembeli semakin tertarik.Â
Tapi ada juga buah, justru manis kalau kulitnya berwarna hijau. Seperti mangga harum manis matang pohon, meski warna kulit hijau tapi rasanya manis.
Tingkat kemanisan, merujuk dari dua point sebelumnya (bentuk fisik, kemulusan dan warna kulit), biasanya Ferry dan Lilis bisa mendeteksi rasa daging buah tersebut.
"tehnik pemilihan buah karena kebiasaan, belajar dari dulu" ucap Ferry sambil tertawa
Sampai perbincangan ini, saya teringat "Teori 10.000 jam" dari Malcom Gladwell, kalimatnya lebih kurang  seperti berikut "seseorang akan menjadi ahli pada bidang tertentu sesuai yang diinginkan setelah dia melakukan atau mempelajarinya (satu hal/focus) dalam waktu 10.000 jam"
Saya menyepakati teori dari Jurnalis berkebangsaan Kanada ini, kemudian membuktikan dan melihat sendiri,  kepiawaian Ferry memilih buah. Insting yang dimiliki Ferry tidak didapatkan dari buku atau bangku sekolah, tapi terbentuk berkat kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang setiap hari.
Ayah dua anak ini, dengan mudah bisa memprediksi, mana buah dengan daging yang bagus, cukup dengan mengenali tanda-tanda yang tampak dari luar.
2. Tehnik Pengemasan
Mengemas buah, berpatokan pada karakteristik kulit buah itu sendiri. Ada buah yang cukup dibungkus plastik, seperti jeruk tertentu yang memiliki kulit tebal. Ada juga buah, sebaiknya dikemas dengan jaring (seperti mangga, alpukat ) baru dimasukkan kardus.Â
Pengemasan dalam karduspun, ada yang perlu diberi atau tanpa lubang (lubang bulat kecil di permukaan kardus) guna menjaga sirkulasi udara.
Untuk buah yang rentan penyet seperti anggur, lebih cocok dibungkus plastik (dengan lubang di beberapa bagian plastik), kemudian (untuk jumlah banyak) dikemas dengan polyfoam, berfungsi untuk melindungi anggur, dan begitu seterusnya.
Pengadaan kemasan kardus dibedakan menjadi tiga, yaitu untuk buah dengan berat 2-4 kg, kemudian 5-7 kg, dan buah di atas 7 kg dibuatkan kardus khusus.
Proses pengiriman memegang peran penting, karena menjadi perantara Putra Asih dengan customer. Apabila ada kiriman rusak, yang dikomplain Putra Asih bukan jasa logistik. Untuk menghindari resiko, Lilis tidak sembarang pilih jasa pengiriman, dipilih yang terpercaya dan terbukti bagus.
Khusus pengiriman daerah Kramat Jati dan sekitarnya, Putra Asih mengandalkan dua kurir dimiliki, atas pertimbangan kepraktisan dan cepat sampai dalam hitungan jam.Â
JNE Yes (Yakin esok sampai) dipilih Lilis dan Ferry, sebagai solusi kiriman sehari sampai, terutama untuk pengiriman ke luar kota dan luar pulau. Buah dikemas dipilih yang agak mengkel, agar keesokan hari (sampai tangan customer) matangnya pas dan siap dikonsumsi. Â Demi mengambil hati para customer, Putra Asih tak segan membebaskan pelanggan dari ongkos kirim dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Berkat ketepatan pengiriman, ditunjang promo free ongkir secara berkala. Putra Asih bisa menjual buah, rata-rata berada di kisaran 100 -- 150 kg per-hari. Kalau sedang ramai, penjualan menembus angka 300 kg dalam satu hari.
"Penjualan ramai, kalau ada buah belum musim tapi sudah tersedia, atau muncul buah favorit dan relatif baru," jelas Lilis
Sementara untuk omset penjualan, Putra Asih membukukan penjualan pada kisaran Rp. 130 -- Rp. 150 juta/ bulan -- keren banget.
JNE Menjadi Andalan Pengiriman Buah
Sejauh pengalaman melayani pelanggan, Lilis dan Ferry menyimpulkan, bahwa customer tidak selalu mempermasalahkan harga. Ada yang lebih penting dari sekedar harga, yaitu bagaimana memenuhi harapan customer, baik dari kualitas buah, pengiriman tepat waktu, kondisi barang sama seperti dijanjikan.Â
Menyoal memenuhi harapan pelanggan (apalagi di luar kota) tepat waktu, Putra Asih selalu memilih JNE yang sudah terbukti bagus.
Pernah ada kejadian unik, dari pelanggan yang tinggal di (pelosok)  Makassar yang memesan buah delima dan nanas -- konon delima sedang tidak musim di Makssar dan sekitarnya. Seperti kebiasaan Lilis, langsung  mengechek melalui Aplikasi myJNE, dan ternyata domisili pelanggan belum  dicover JNE Yes (hanya ada JNE regular).
Karena tidak mau ambil  resiko (buah busuk di perjalanan karena dikirim lebih dari sehari), maka  dengan berat hati orderan ditolak. Si pelanggan bergeming, memaksa  dikirim buah dipesan (terutama delima) dan siap menanggung semua resiko (  termasuk buah diterima dalam kondisi rusak).
FYI : ongkos kirim ke alamat customer juga lebih mahal, dibanding harga buah.
"Saya pastikan lagi, bahwa tidak ada refund kalau terjadi apa-apa dengan kiriman buah dan pelanggan menyetujui," tambah Ferry.
Beberapa hari berselang diterima kabar, bahwa buah delima dan nanas sudah diterima pelanggan dalam keadaan baik. Bahkan kondisi kardus dengan tempelan 'Fragile', tidak tampak penyok atau rusak, mengesankan JNE benar-benar menjaga kiriman tersebut.
"saya amazing banget" imbuh Lilis dengan wajah takjub.
Jasa pengiriman JNE selalu menjadi andalan, untuk pengiriman ke pelanggan yang ada di Lampung, Riau, Bengkulu dan kota lainnya. Lebih lanjut Ferry berbagi tips untuk memangkas durasi buah terkurung terlalu lama di dalam kardus, yaitu mengantarkan paket ke agent JNE agak malam (beberapa saat sebelum mobil jemputan JNE datang).
Pencapaian Putra Asih sejauh ini, tidak ingin dinikmati sendiri.  Pasangan suami istri ini, membuka kesempatan bagi siapapun untuk menjadi reseller. Mulai dari hal paling sederhana, yaitu membuka pre order (seperti dilakukan Lilis di awal buka) kemudian Putra Asih yang  mengirim alamat ke pemesan atas nama reseller. Atau boleh belanja buah  dengan harga khusus, kemudian untuk dijual lagi .
Perjalanan ke  depan masih panjang, Lilis dan Ferry punya mimpi, untuk menjangkau lebih  banyak pelanggan di pelosok Indonesia. Ingin memiliki gudang yang lebih  besar, sehingga bisa menyediakan buah lebih komplit, serta menjadi toko  buah online nomor satu.
 "The  only way to do great work is to love what you do (Satu-satunya jalan  untuk melakukan pekerjaan luar biasa adalah mencintai apa yang kamu  lakukan)-  Steve Jobs".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H