Tiga hari dua malam di seputaran Danau Toba dan Pulau Samosir, saya kerap melewati jalan naik turun dan berkelok. Melintasi jalanan panjang, kalau tidak di kanan atau di kiri jalan, setiap menengok selalu kami dapati panorama danau toba yang luar biasa indah.
Beruntung saya relatif tahan, melintasi rute jalan di daerah dataran tinggi. Bagi yang tidak terbiasa, bisa jadi akan berkomentar "duh kepala pusing, pengin muntah rasanya" celetuk satu teman di rombongan.
Pak Adi, driver tangguh yang mengantarkan kami. Sanggup menaklukkan jalanan menantang, staminanya prima mengatasi kantuk dan kecapekan. Pun, ketika seisi mobil tertidur pulas. Pada sesi rehat, pria asal Jawa Timur ini tidak tampak kecapekan, masih saja berkelakar menimpali guyonan kami para penumpang.
Keindahan Danau Toba, sungguh sudah tidak terbantahkan lagi. Sangat sayang apabila alam se-mempesona ini, tidak diperkenalkan ke khalayak luas di luar sana. Mengangkat pariwisata di sekitar Danau Toba, otomatis akan memberi efek domino, utamanya pada perputaran roda perekonomian.
Pemerintah telah menetapkan pariwisata Danau Toba, sebagai satu dari sepuluh lokasi 'Kawasan Strategis Pariwisata Nasional' (KSPN). Salah satu aspek penting pendukung pariwisata, yaitu penanganan dan peningkatan kualitas jalan dari dan menuju daerah wisata dan sekitarnya. Bagaimanapun juga, akses menuju kawasan wisata memegang peran penting, demi kenyamanan wisatawan menuju daerah tujuan.
"pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur," jelas Menteri Basuki.
10 KSPN berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016, yaitu Tanjung Kalayang (Bangka Belitung), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Morotai (Maluku Utara), Pulau Komodo - Labuan Bajo (NTT), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Danau Toba (Sumatera Utara), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Mandalika Lombok (NTB), Tanjung Lesung (Banten)."
Selama ini, akses utama menuju Danau Toba dan Pulau Samosir dari Medan, adalah melalui Parapat kemudian menyeberang menggunakan fery. Saya ingat hari pertama kedatangan, kami mendarat di bandara International Silangit, dan ternyata memangkas waktu dan jarak tempuh sangat signifikan.
Kementrian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Medan, melakukan preservasi dan pelebaran jalan termasuk penanganan tebing untuk mengurangi resiko longsor. Peningkatan jaringan jalan, berupa preservasi dan pelebaran jalan dibagi dalam dua paket pekerjaan, sudah dimulai dari Desember 2016 dengan kontrak jamak.
Paket 1 adalah Preservasi dan pelebaran jalan Pangururan- Ambarita -- Tomok -- Onan Runggu sepanjang 75,9 KM.
Paket 2 adalag Preservasi dan pelebaran jalan Tele -- Pangururan -- Nainggolan -- Onan Runggu, sepanjang 47,1 KM.
***
Sabtu, 10 November 2018, Kami team "Media Visit Danau Toba" Biro Komunikasi dan Humas Kementrian PUPR, check out dari tempat kami menginap di Prapat Pulau Samosir. Hari ini adalah hari ketiga, agenda kami tidak sepadat dua hari sebelumnya (karena menyesuaikan jadwal penerbangan ke Jakarta)
Baca juga ;
Artikel 1 ;Â Horas, Berbenah Infrastruktur di Negeri Indah Kepingan Surga
Artikle 2; Â Menengok Kesiapan Danau Toba Menjadi "New Bali"
Setiap proyek yang saya singgahi, membuncahkan harap tentang kemaslahatan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Mulai dari proyek Pedestrian dan lampu jalan di Hotanagodang dan penyeberangan Muara, pelebaran Alur Ponggol, kawasan rest area Tele Geopark, konservasi Embung, Â pelebaran jalan di lingkar Samosir, progres infrastruktur di kawasan wisata Tomok, bagi saya ibarat secercah sinar asa bagi rakyat kecil.
 Abzan Jiter Sigiro, Side engineer  konsultan PT Jasa Mitra Manunggal, menjelasakan, bahwa paket kedua Baligey Bypass, dikerjakan mulai 23 juli - 31 des 2018. Rencana awal menangani jalan sepanjang  4 KM,  namun terkendala pembebasan lahan 500 meter oleh Pemkab Samosir. Maka pembukaan jalan dirampungkan sepanjang 3,5 KM, sisa anggaran dialihkan untuk menambah pengaspalan (semula 260 meter menjadi 1 KM). Target penyelesaian seluruh pekerjaan, pada akhir tehun 2018.
"Target dari kontraktor, 18 desember maksimum selesai" jelas Abzan.
Waktu kami tidak terlalu lama, karena musti mengejar jadwal penerbangan tujuan Jakarta. Dari lokasi kami berada, butuh waktu tempuh sekitar enampuluh menit sampai bandara Silangit di Siborongborong Tapanuli Utara.
Saya yakin, lima sepuluh tahun mendatang, tempat saya berpijak akan ramai lalu lalang kendaraan wisatawan. Indonesia dengan sepuluh 'New Bali', akan membuat nama bangsa Indonesia besar dan semakin disegani dunia international -- amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H