Kemudian ayah dan ibu baper, menanggapi keluhan dengan kalimat-kalimat melemahkan. Bisa-bisa, sepulang dari pertemuan, sudah ada rencana tidak meneruskan langkah telah ditempuh.
Tapi akan berbeda, kalau curhatan anak ditanggapi dengan kalimat positif dan menyemangati. Sembari meyakinkan si anak, bahwa yang dihadapi adalah proses yang meneguhkan mental.Â
Maka bisa jadi, selepas anak dan orang tua berpisah, pada hati keduanya bertumbuh semangat juang baru dan lebih bulat.
Ketangguhan orang tua dan ketangguhan anak, menjadi satu kesatuan tidak terpisahkan.Â
Bahwa menjadi orang tua tetap terus belajar, karena bukan  jaminan sudah tangguh.  Maka saya menyepakati hukum kehidupan, bahwa orang tua tangguh dihadirkan untuk anak-anak yang tangguh.- wallahu'alam-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H