Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Jodoh Belum Juga Datang?

9 Oktober 2018   06:16 Diperbarui: 9 Oktober 2018   06:44 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari dua kisah ini saja saya menerka, alasan si teman pintar belum mendapatkan gadis impian. Sangat mungkin, waktu berkumpul dengan teman, kalimat kurang enak didengar -- sadar atau tidak-- diperlihatkan. Sehingga ketika ada yang semula respek, mendapati sikap tersebut, langsung mundur teratur.

Untuk menjaga pertemanan, saya bersikap sewajarnya saja. Tidak berniat memberi masukan, kawatir teman pintar tersinggung. Alasan selain itu, saya tidaj pernah diajak ngobrol secara khusus, apalagi kami memang tidak terlalu akrab. Setelah lulus kuliah, dua tahun berikutnya saya pindah Jakarta. Sepuluh tahun lebih tidak bersua, hanya beberapa kali teman pintar berkirim pesan.

****

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Jelang anak mbarep saya berumur tiga tahun, terbetik kabar teman pintar menemukan tambatan hati. Saya dijapri langsung turut bergembira, akhirnya teman pintar melepas masa lajang. Karena posisi kami berbeda kota dan ada urusan lain, sehingga tidak memungkinkan saya datang. Melalui japri balasan, mengucapkan selamat, mengirim doa dan pengharapan yang terbaik.

Pada saat ada keperluan ke luar kota, si teman pintar sempat dua kali janjian bersua. Sebagai teman lama, kami berbagi cerita dan apa yang telah masing-masing dilalui. 

Pada saat berbincang inilah, saya menemui sosok  teman pintar, jauh berbeda dari pribadi yang saya kenal dahulu. Teman pintar ini, tampak mengelola apa yang hendak diucapkan. Tidak lagi sembarang berkata-kata, bahkan kini terkesan lebih berhati-hati.

Pada ujung pertemuan, kami berjabat tangan sembari bertukar salam untuk keluarga masing-masing. Menyelipkan doa, semoga keluarga selalu rukun, sehat walafiat dan langgeng.

Saya sangat percaya pepatah "Jodoh ada di tangan Tuhan," tapi tentu harus dibarengi dengan upaya menjemput jodoh tersebut. Caranya adalah mencari tahu (baca mengoreksi diri), mengapa pasangan jiwa yang diimpikan belum datang juga. Sudah pasti, siapapun orangnya pasti menginginkan jodoh yang terbaik. 

Sementara sambil berusaha mencari yang terbaik, jangan lupa harus membaikkan diri sendiri tentunya. Agar diri kita, segera dipertemukan dengan jodoh yang baik juga tentunya. -- Salam sehat selalu, smoga bermanfaat --

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun