Â
Saya yakin, sebagian besar Kompasianer's pasti suka membaca. Gemar menulis tanpa diimbangi membaca, rasanya kok tidak mungkin. Seorang penulis, pasti butuh asupan nutrisi ide dan diksi tidak terbatas, yang bisa didapat dari (salah satunya) membaca.
Nah, kesempatan yang ditunggu-tunggu sudah tiba. Ajang "Indonesia International Book Fair (IIBF) 2018" kembali digelar, menjadi tenpat memuaskan dahaga bagi anda penggila buku. Â IIBF 2018 diselenggarakan di Jakarta Covention Center (JCC), pada tanggal 12 -- 16 September 2018.
Saya dan beberapa rekan Bloggers beruntung, berkesempatan hadir pada acara pembukaan IIBF 2018. Sehingga bisa menikmati "samudra" buku, yang ditawarkan dengan harga sangat miring.
Buku jenis Fiksi, non fiksi, agama, Ilmu Pengetahuan, Ekonomi, Sastra dan masih banyak buku dari jenis genre lainnya, didiscount habis-habisan --bahkan sampai 80%. Sungguh saya tidak sia-siakan kesempatan emas ini, dengan membeli sejumlah buku pilihan untuk dibawa pulang.
Kalau kalian ingin membuktikan, coba saja datang ke IIBF 2018, jangan lupa mampir ke zona kalap. Zona (yang terbilang) anti mainstream ini, menjual buku dengan memasang harga bandrol (buku masih tersegel plastik) dari 15 ribuan.
***
IIBF adalah pusat kegiatan promosi, transaksi, diskusi dan interaksi nasional maupun internasional bagi kalangan penerbit, penulis, pustakawan, aktivis literasi, seni budaya dan pendidikan serta pelaku industri kreatif lainnya.
Acara yang digelar tahunan secara rutin ini, diadakan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Pusat sejak tahun 1980. Awalnya bernama "Indonesia Book Fair (IBF)", pada tahun 2014 bertransformasi menjadi IIBF.
Menurut Amalia B Safitri, Ketua Panitia IIBF 2018, IIBF 2018 mendapat dukungan penuh dari Bekraf, Kemendikbud dan Pemda DKI.  Menghadirkan  hampir 70 penerbit dalam negeri, 34 penerbit dari 17 negara, IKAPI daerah, Perpusnas, Perpustakaan Kementrian dan lain sebagainya.
IIBF 2018 akan diisi oleh 100 lebih acara, terdapat zona kalap buku, yang menjual buku berkualitas dengan harga terjangkau ( zona ini sudah saya buktikan sendiri)
Sementara Rosidayati Rosalina, Ketua IKAPIÂ dalam sambutannya menyampaikan, dengan hadirnya penerbit luar negeri di IIBF, bisa mengusung transaksi hak cipta. Sekaligus menjadi peluang, untuk mengadakan pertemuan bisnis penerbit dan distributor.
Kehadiran IIBF, membantu penerbit dalam negeri untuk mendapatkan hak cipta di luar negeri dengan biaya lebih ekonomis (karena tidak perlu pergi ke luar negeri sendiri)
"uniknya hadirnya sejumlah negara untuk mempromosikan pameran buku yang diselenggarakan di negara masing-masing" ujar Rosidayati.
Bagi Kompasianer's yang belum ada rencana datang ke IIBF 2018, saya sarankan segera datang. Acara ini sangat recommended, sangat sayang kalau kalian lewatkan. Untuk lebih memantapkan tekad, datang dan mengikuti kegiatan di IIBF 2018, saya punya beberapa alasan.
5 Alasan Anda Harus Datang ke IIBF 2018
Inspirasi Penulis Terkemuka
Kompasianer's pasti pengin kan, menimba ilmu kepenulisan dari penulis ternama. IIBF 2018 mengadakan sesi bersama Maudy Ayunda, artis dan penyanyi yang telah menerbitkan buku #DearTommorow, berisi catatan dan inspirasi khas gen Millenial.
Ada juga penulis ternama Eka Kurniawan, mengisi talkshow "Ngobrolin Cinta Tak Ada Mati : Dari Buku ke Film." Kemudian ada sederet nama, seperti Wregas Bhanutedja, Kreator Si Juki -- Faza Meonk, Komikus Jasmine H Surkatty, novelis Shienny MS, Kang Maman Suherman, dan masih banyak narasumber keren lainnya.
Selain bincang bersama penulis, akan ada peluncuran dan bedah buku, bincang seputar budaya lokal, dan acara menarik lainnya.
Deretan Talkshow dengan Narasumber dari Mancanegara
IIBF 2018 menghadirkan standbooth dari luar negeri, di panggung juga akan menampilkan narsum dari berbagai negara. Rilla Melati, aktris dan penulis dari Singapura, Â akan mengupas konten kreatif untuk anak, dalam takshow "Rediscovering Fun in Creating Creative Content for Singapore Malay Kids."
Ada juga ASEAN Book Council Prgoram, bersama Yayasan Pembangunan Buku Negara (YPBN) Malaysia. Dari negara Jerman, mengadakan diskusi panel di hari pertama IIBF, dengan tema "Women in Content Bussiness- ideas and Strategies." Masih ada lagi dari Uni Emirat Arab, Filipina, peluncuran buku Indonesia- Malaysia dan lain sebagainya.
Setiap penulis -- saya yakin-- pasti sangat senang, kalau tulisannya diangkat atau diadaptasi menjadi sebuah filmkan. Pelatihan yang diadakan di Summit Room, dengan tema "Memfilmkan Buku dan Membukukan Film" cocok untuk anda ikuti.
Pelatihan keren ini, menghadirkan Ody Mulya Hidayat (Produser), Putut Widjanarko (VP Operation PT. Mizan Publika), Mieske Taurisia (Produser) Fajar Bustomi (Sutradara) dan Sekar Ayu Asmara (Penulis, Produser dan Sutradara)
IRF dan Business Matchmaking
Indonesia Rights Fair (IRF), adalah pameran hak cipta untuk transaksi antar penerbit lintas negara. Penerbit literary agent dan pemilik hak cipta, dapat mempromosikan dan memamerkan buku unggulan. Peserta IRF didorong membuat janji ketemu, dengan prospek masing-masing di meja yang telah disewa.
Selain IRF ada juga Publishing Insights dan Business Matchmaking, khusus untuk penerbit luar negeri yang berpartisipasi di IIBF 2018.
Bursa Naskah dan Abnon Buku
Ayo, siapa yang sudah punya naskah buku tapi masih 'ngendon' di laptop. Kenapa tidak dicoba, ditawarkan ke penerbit melalui ajang IIBF 2018 ini.
Kompasianers bisa membawa naskah jadi siap cetak, sekaligus konsultasi seputar naskah yang sedang dikerjakan. Group besar seperti Gramedia dan Mizan, ikut di ajang mencari naskah ini.
Selain itu akan ada Final Pemilihan Abang None Buku Provinsi DKI Jakarta. acara digelar, layaknya pemilihan Abang None seperti biasa kita saksikan.
Bagi kalian yang tidak mau repot mencari tempat parkir, bisa naik Commuter Line turun di Stasiun Palmerah, atau naik Bus Transjakarta turun di Halte JCC. Rasanya sudah tidak ada alasan lagi, tidak datang ke IIBF 2018. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H