Kesenangan diterima saat ini, bisa jadi menebus luka masa lalu pernah dialami. Kalaupun ada duka yang hinggap, mungkin sebagai pengingat agar tidak lupa diri. Semua ada masanya, setiap manusia akan melewati titian demi titian kehidupannya masing-masing.
Tentang cara mengekspresikan senang dan sedih, sepenuhnya tergantung setiap orang. Perbedaan latar belakang lingkar pergaulan, sosial ekonomi dan perbedaan tentang banyak hal, akan mempengaruhi cara meluapkan perasaan.Â
Tak elok menghakimi pilihan orang lain, atas alasan tidak sesuai dengan pilihan sendiri. Benar atau salah itu subyektif, tidak perlu dibesar-besarkan. Selama tidak mengganggu diri, tak usah terlampau repot dengan pilihan orang lain. Berempati saja, baik dalam suka dan duka dialami teman dan sahabat. Sikap serupa, akan kita dapati pada saatnya nanti.
"Ayah, ini dikirimi foto kakak,"
Tampak sulung sibuk, dengan teman-teman, kegiatan dan dunianya yang baru. Saya pernah merasakan, bagaimana mengelola rasa kangen di awal jauh dari rumah. Bisa jadi perasaan yang serupa, kini sedang dirasakan remaja satu ini. Pada awal melepasnya saya berujar, akan datang menjenguk secara berkala.
Pada ujung tulisan ini, saya turut mengucakan selamat, bagi teman, sahabat, para orang tua, yang putra-putrinya berhasil menembus sekolah pilihan. Bagi orang tua, yang putra-putrinya masih harus berjuang lagi, semoga segera dihampiri keberhasilan. Jangan terlalu sangsi, hidup itu sudah satu paket komplit. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H