Jelang lebaran di rumah nenek, ada kegiatan besar-besaran. Di dapur luas itu, dijadikan arena memasak aneka camilan suguhan tamu. Sebagai orang yang dituakan, kakek dan nenek dikunjungi banyak tamu. Selain anak cucu kandung, juga sanak saudara dekat maupun jauh. Pun para tetangga berdatangan, untuk sekedar setor muka kepada kakek dan nenek.
Sebagai bentuk penghormatan, sebungkus gula dan minyak dibawa tamu untuk oleh-oleh tuan rumah. Kemudian dibalas kakek dan nenek, dengan tentengan kue lebaran.
Makanan olahan nenek, menjadi sasaran keisengan saya. Â Hari hari akhir Ramadan, saya mempunyai stok aneka kue di tempat yang saya ketahui sendiri. Mulai dari kue pastel, jenang ketan ireng, rengginang dan makanan lainnya, saya psah di beberapa toples kecil. Jajanan pasar inilah, kadang saya camilin ketika terlanjur batal puasa.
Diantara kenakalan khas anak-anak yang saya tutupi, satu hal yang saya jujur adalah mengaku tidak kuat puasa. Ibu adalah orang yang selalu menampung keluh kesah, kalau perut bungsunya tidak tahan lagi menanggung lapar dan haus.
"sudah sana tidur, biar laparnya ga kerasa" pesan ibu.
Saya menurut saja perintah ibu -- kalau sedang baik --, meski lebih sering nekad makan didepan ibu. Melihat ulah anaknya, ibu ngomel sebentar setelah itu selesai marahnya.
-00o00-
Pengalaman puasa pertama, memang mengesankan, tingkah polah menggelikan khas anak-anak, pasti dialami siapapun yang sedang belajar puasa. Mengenang kejadian puasa masa kecil, menumbuhkan perasaan rindu kampung halaman, rindu orang tua, rindu sanak saudara, rindu teman sepermainan dan rindu suasana masa lalu.
Perasaan rindu yang kuat, semakin menguatkan langkah untuk kembali mudik. Pulang kampung adalah saatnya kembali ke akar kehidupan, menengok jejak di masa lalu yang jauh tertinggal. Ketika mendapati ayah saya sudah berpulang, pakde budhe paklik bulek sudah tiada, seketika menyadarkan, betapa hidup di dunia ini hanya sementara.
Satu persatu kita sedang antri, untuk pulang ke kampung sesungguhnya. Mumpung masih berkesempatan bersua di dunia fana, jangan sia-siakan kesempatan bersua orang tua, handai taulan, teman-teman dan semua orang yang pernah kita jumpai. Untuk saling bermaafan, atas kesalahan yang pernah kita perbuat.