Selama tinggal di perumahan -- sejak sembilan tahun lalu--, ada beberapa tetangga yang hanya kenal muka tapi tidak tahu nama. Kalau berpapasan, cukup menyapa 'Pak' atau 'Bu' sembari tersenyum. Rasanya kurang elok dan kurang pantas, kalau tanpa sebab tanpa alasan menghampiri kemudian sekedar menanyakan nama.
Dengan berjualan di arena ngabuburit, kalau si tetangga mampir di lapak  bisa --menjadi alasan-  sekalian menanyakan nama. Dengan suasana yang santai, pasti orang yang ditanya nama dengan senang hati akan menyebutkan.
Kalau sudah saling mengetahui nama, akan lebih mudah memanggil, ketika suatu saat bertemu dan atau berpapasan di tempat lain.
Memperluas Pertemanan Menambah Saudara
Tidak semua pedagang -- di lokasi ngabuburit perumahan--, adalah warga perumahan yang dijadikan arena pasar dadakan. Waktu saya jualan sosis dan nugget, bersebelahan dengan ibu penjual pecel sayur keliling yang rumahnya beda keluarahan.
Tak hanya penjual pecel sayur, abang tukang roti, penjual bubur sumsum (bermotor), penjual kue pancong, penjual kerupuk palembang, gorengan, berasal dari kampung berbeda. Sesama penjual saling menyapa dan mengenal satu dengan yang lain, selain saling kenal juga menambah saudara.
Â
"Lo jualan sosis ama nuget, ini pesen di mana?" tanya seorang pembeli. Hari itu teman istri saat masih SMP mampir, kebetulan sudah pindah rumah tapi masih di seputaran Jabodetabek. Melihat teman lama jualan sosis, sepertinya terbetik ide untuk menjadi agen sosis juga.
Rupanya si teman lama jualan camilan -- berbahan keju--, yang diolah dan dipasarkan sendiri. Dari hasil obrolan ngalor ngidul sambil berkangen-kangenan, si teman minta contact untuk menjadi agen sosis, sekaligus menawarkan peluang menjadi reseller camilan keju.
Coba kalau tidak ada Pasar dadakan Ngabuburit, tidak akan ada pertemuan itu dan tidak akan terbuka peluang untuk usaha lainnya.
Menambah Pemasukan