Sepanjang perjalanan berangkat dan atau pulang ngabuburit, waktu bisa dimanfaatkan -- kalau masih ada---mampir ke taman kota atau danau terdekat. Apalagi waktu sore, matahari tidak terlalu terik, menjadi saat yang nyaman menikmati suasana.
Lokasi yang biasanya dijadikan fasilitas publik, sangat bisa dikunjungi untuk sekedar menikmati suasana sebelum buka puasa tiba. Di tempat rekreasi umum pula, kita bisa melihat kebersamaan dan keharmonisan keluarga lain. Siapa tahu menginspirasi, untuk  menciptakan keharmonisan lebih dalam keluarga sendiri.
bagi orang Jawa, mungkin tak asing dengan pepatah 'Mangan ora mangan sing penting kumpul.' Sebenarnya saya tidak terlalu sepaham dengan pepatah ini, namun pada point kata 'kumpul' menegaskan akan pentingnya kebersamaan dalam keluarga. (bagi saya) Mumpung anak-anak masih kumpul di rumah -- sebentar lagi si sulung akan mondok--, sebisa mungkin saya manfaatkan waktu untuk kebersamaan. Saat berbuka, menjadi saat yang tepat merawatnya.
Kadang terjadi ribut kecil, antara kakak dan adik berebut makanan atau hal sepele lainnya, tapi masih dalam batas yang wajar. Justru ribut kakak dan adik semasa kecil, kelak akan menjadi kenangan manis yang menyenangkan dan mengharukan -- pengalaman pribadi nih. Kalau kakak dan adik kandung tidak pernah berantem, justru suasana rumah jadi kurang seru, hehehe.
Sholat Taraweh Bersama di Masjid
Terutama bagi anak laki-laki, saya mengajak menjaga sholat taraweh berjamaah selama Ramadan. Tawareh bisa dikerjakan berjamaah di masjid, kalaupun tidak di masjid bisa dikerjakan sendiri di rumah---itupun kalau ada udzur yang sangat. Â Sayang kalau taraweh dilewatkan, mengingat amalan ibadah ini hanya ada di bulan Ramadan.
Sementara istri, tidak mungkin bisa genap puasa atau taraweh sebulan penuh, tersebab siklus bulanan sebagai perempuan dewasa. Mumpung masih berada di awal Ramadan, masih banyak waktu menegakkan sholat taraweh di luar sholat fardhu dan sholat sunah lainnya.
'One day one Juz' sangat cocok dimulai di awal Ramadan, sebagai pengisi waktu senggang puasa dan menumbuhkan cinta Quran. Satu hari satu juz, sebagai penyemangat menjalankan puasa sekaligus mengaji. Sesama anggota keluarga saling menyemangati, apabila anggota keluarga lain belum tuntas satu juz pada hari bersangkutan. Pasti menjadi pemandangan yang indah, kalau melihat ayah, ibu, anak tadarus, saling menyimak dan membetulkan bacaan yang kurang.