Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Yuk, Raih Penghasilan Melalui Program "Rumah Pangan Kita" Perum Bulog

16 Mei 2018   11:45 Diperbarui: 16 Mei 2018   15:06 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshort materi Kopi Writing bareng Perum Bulog

Rasanya perlu menulis artikel khusus, membahas lebih spesifik unit bisnis Perum Bulog (lebih detil klik SINI )

Rumah Pangan Kita

Obrolan dengan istri tentang RPK semakin seru, mengingat anak sulung mau mondok, otomatis kami punya banyak waktu luang.

"Menjadi Sahabat RPK sangat simple, tidak perlu tempat yang strategis, di gang-pun bisa", jelas Febby Novita saat acara Kopiwriting bareng Bulog.

 Era digital seperti saat ini, jual beli bisa dilakukan online, bisa melalui media sosial, atau japri antar teman atau melalui situs jual beli.

(Jarum Jam) Tri Wahyudi Saleh, Febby Novita, Siti Kuwati - dokpri
(Jarum Jam) Tri Wahyudi Saleh, Febby Novita, Siti Kuwati - dokpri
Syarat menjadi Sahabat RPK relatif mudah, cukup menyertakan KTP dan Surat keterangan RT/RW untuk individu. Dalam satu wilayah RW hanya ada satu RPK, agar tidak terjadi over lap ada aplikasi khusus Sahabat RPK.

"Sahabat RPK, pakai bayar royalty fee ga Yah?" tanya istri.

"RPK itu bukan Franchise," jawab saya.

Kami  punya pengalaman membeli franchise minuman, ada klausul pembayaran fee kepada pemilik brand. Saya memaklumi pertanyaan istri, mengacu pada kejadian pernah dialami saat menjual produk dengan nama brand orang lain.

Jadi, kalau Anda mendaftar sebagai sahabat RPK, dijamin bebas dari kewajiban membayar royalty fee kepada Perum Bulog. Penentuan harga eceran tertinggi (HET) diberlakukan, untuk sementara ini pada komoditi beras dan gula. Sedangkan untuk komoditi " Terigu Kita", "Minyak Goreng Kita" dan "Daging Kita", harga bergerak cukup dinamis.

sahabat RPK (republika.co.id)
sahabat RPK (republika.co.id)
Saat ibu saya masih kuat tenaganya, beliau membuka warung di pasar kecil di kampung. Ibu mulai berjualan dari usia 14 tahun-an sampai usia 60 tahun-an. Selama itu beliau berjualan, satu prinsip terus dipegang "tidak apa untung sedikit asal perputaran barang cepat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun