Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Yuk, Raih Penghasilan Melalui Program "Rumah Pangan Kita" Perum Bulog

16 Mei 2018   11:45 Diperbarui: 16 Mei 2018   15:06 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sahabat RPK (republika.co.id)

Ramadan sudah di depan mata, dalam hitungan hari umat muslim akan menjalani ibadah puasa -- semoga usia kita disampaikan, Amiin. Indikasi  -- datangnya Ramadan-- paling mudah dikenali, adalah tingginya tumpukkan sirup dan biskuit kaleng di minimarket apalagi supermarket. Entahlah dulu bagaimana mulanya, datangnya bulan suci berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi.

Mungkin karena sudah tidak makan dan minum di siang hari, maka dipilih jenis asupan yang lebih lezat di malam hari. Akhirnya terjadi peningkatan konsumsi daging setiap orang, berdampak pada tingginya permintaan daging di pasaran.

Seorang ibu  -kebetulan saya kenal-, baru-baru ini memborong beras dan minyak, kabarnya untuk stok saat bulan puasa. Si ibu rupanya berjaga-jaga, khawatir kalau harga barang kebutuhan naik, apalagi nanti mendekati hari raya tiba.

Coba kalau hal yang sama --stok bahan pokok-- dilakukan setiap ibu di Indonesia, peningkatan permintaan bahan pokok tentu naik signifikan. Layaknya sebuah hukum pasar, harga suatu barang akan naik pada saat permintaan konsumen merangkak naik pula.

Fenomena yang terjadi di tengah masyarakat, sebenarnya sangat bisa kita ambil sisi positif atau peluangnya. Ada kesempatan --bagi siapapun-- memupuk jiwa wirausaha, yaitu dengan berjualan barang kebutuhan.

Pencerahan --mendadak--  ini saya dapati, ketika bergabung di acara "KITANgopiwriting bersama Bulog dan Kompasiana".

Bulog memiliki program "Rumah Pangan Kita" --disingkat RPK, adalah outlet penjualan pangan pokok milik masyarakat yang dibina oleh Perum Bulog. Informasi keren saya dengar langsung, dari sumber terpercaya, beliau adalah Bapak Tri Wahyudi Saleh, Direktur Komersial Perum Bulog. Hadir juga ibu Siti Kuwati, selaku Sekretaris Perusahaan Perum Bulog dan Ibu Febby NovitaHead of Direct Sales Division Perum Bulog.

-00o00-

 

Sejak menikah pada awal tahun dua ribu, terhitung beberapa usaha dilakoni istri. Mulai jualan baju muslim (termasuk mukena dan kerudung), makanan beku (sosis, nugget, donat, dan sejenisnya), serta aneka camilan.

Kendala ditemui, mulai dari cepatnya pergantian tren busana dan aksesorisnya, pada makanan beku dan camilan bukan  termasuk kebutuhan pokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun