Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Diet Itu Tidak Pandang Usia

7 Maret 2018   23:19 Diperbarui: 21 April 2018   14:21 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Menurut saya, masalah diet bukan sekedar urusan penampilan. Sejatinya, ada goal yang lebih besar, yaitu badan sehat dan bugar.  Apaguna punya badan langsing, kalau badan sakit-sakitan.

Kalaupun dampak dari diet, ternyata punya badan langsing anggap saja sebagai bonus. Karena --menurut saya lagi---sedapnya seseorang dipandang, tidak dari penampilan saja sih.

Jauh lebih dari sekedar fisik, kita menilai orang dari perilaku, kebiasaan dan bagaimana seseorang bisa membawakan diri. Oke, tapi artikel ini, membahas diet demi kesehatan.

 
Pagi itu, saya mendapat kabar sedih. Saudara yang ada di kampung, terserang sakit muntaber yang berkelanjutan.
Sakit --yang kelihatannya---biasa tersebut, setelah dibawa periksa ke dokter, diharuskan opname.
Hasil dari diagnosa dokter diterima, akhirnya diketahui penyebab sakit tersebut.

Badannya yang biasa segar, terlihat pucat dan lemah. Sinar matanya tampak redup, seolah merasakan penderitaan raga yang sangat.

Kini lelaki itu, lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Hanya sesekali keluar, itupun tidak bisa lama-lama.

 
Pangkal mulanya, pada pola makan dan asupan yang salah. Saudara saya, kurang kontrol terhadap makanan, (dulu termasuk) sempat menjadi perokok aktif.

Makanan manis menjadi hobi, tampak dari panganan yang dipilihnya. Kurang sayur dan buah, kurang minum air putih. Satu hal lagi menyebabkan sakit semakin dekat, yaitu relatif jarang berolah raga.


Pada usia setengah abad lebih, --sebelumnya-- badannya terbilang subur. Masalah badan gemuk, sudah dimiliki saudara saya sejak usia tigapuluhan.

Dengan tinggi sekitar 1.6 meter, tentu tidak tampak ideal perawakannya. Celana dan kaos, selalu mencari ukuran yang pas dengan lingkar pinggang.

Tapi jangan salah, idiom gemuk tanda kemakmuran, itu adalah hal klise. Bagi saya, tidak ada guna makmur kalau berpenyakitan. Banyak kasus, orang gemuk justru menyimpan penyakit ini dan itu

Akhirnya, --meski terlambat---diet dilakukan. Dengan badan dan tenaga tuanya, cukup ringkih tidak mengasup ini dan itu. Tapi demi kebaikan, segala hal musti diupayakan.

00o00

papasemar.com
papasemar.com
Saya dan anda, yang masih belum mecapai usia limapuluh. Ada baiknya segera mengambil langkah demi kebaikan diri.

Kesehatan, adalah harta yang tidak bisa ditukar dengan apapun. Perlu upaya keras untuk meraihnya, perlu perjuangan untuk menggapainya.

Jangan menunggu sakit, untuk memulai diet. Jangan menunggu badan lemah, untuk segera move on dari kebiasaan tidak baik.

Disiplin dalam mencermati asupan, serta rajin beraktivitas fisik adalah kunci pembuka dari badan sehat.

Ingat, diet bukan sekedar urusan penampilan. Tapi ada tujuan yang lebih besar, yaitu memiliki badan yang sehat.

Dengan badan sehat, niscaya kita menjadi lebih produktif, sedangkan langsing anggap saja sebagai bonus. Salam Sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun