Pada waktu anak mau masuk SD, kami orang tua janjian, mencari sekolah bersama-sama. Kala itu, tiga sekolah sedang kami incar. Dengan bersepeda motor, satu persatu sekolah didatangi untuk mencari informasi.
Dua dari tiga sekolah, kami pilih dan anak didaftarkan. Meski pada akhirnya, anak kami masing-masing, dterima di sekolah yang berbeda.
Sejak saat itu, kami mulai jarang berinteraksi dan jarang bertemu. Â Karena rumah beda jalan, hanya sesekali berpapasan, ketemu kalau ada acara di lingkungan RT.
-0o0-
Era digital, membawa berkah bagi generasi kami---yang tumbuh di era 80-an--. Masa loncatan teknologi, sungguh kami alami dan rasakan.
Generasi 80-an, pada masa kecil akrab dengan permainan tradisional. Pada masa dewasa, tak ketinggalan dengan tehnologi masa kini.
Setelah generasi kami lulus SMA, sempat kesulitan mencari jejak (teman) satu dengan yang lain. Punya kesempatan ketemu, saat hari lebaran tiba. Itupun, hanya satu atau dua orang saja.
Ide reunian, adalah ide yang berat direalisasikan. Mengingat, setelah berpencar jarak dan ruang, tidak setiap teman tahu keberadaan teman lainnya.
Ketika muncul media sosial. Aplikasi ini, sebagai sarana, membantu mempertemukan teman-teman lawas. Kami bisa saling terhubung, meski hanya melalui dunia maya.
Â
Saya punya beberapa group chatting, satu diantaranya dengan teman semasa SMA. Group ini, menjadi tempat berkangen-kangenan.