"Istrinya Pak (sebut saja) Aman, minta tolong mobil dan rumahnya dijual."
"Oo, memang kenapa dijual ?" jawab saya balik bertanya.
"Mereka mau pindah ke kampung."
Siang di hari libur, saya sempat ngobrol dengan tetangga. Kebetiulan kami sama-sama di depan rumah, sedang membersihkan rumput.
Meski bertetangga, kami relatif jarang ketemu dan ngobrol. Seperti keseharian warga urban pada umumnya, masing-masing punya kesibukan, belum tentu bisa santai setiap hari.
"lho, anaknya kan belum lulus, kasian kalau diajak pindah." Saya tidak bisa menyembunyikan rasa heran.
"Itu, Pak Aman musti cuci darah."
"O' YA....!" sontak, saya kaget.
"Mungkin, kalau di kampung kan banyak saudara."
Obrolan singkat, pada siang yang mendung. Benar-benar menyampaikan kabar sedih sekaligus menyedihkan, datang dari tetangga berbeda gang.
Saya cukup mengenal, dengan nama yang sedang kami perbincangkan. Kebetulan, sewaktu mbarep saya masih taman kanak-kanan, sekelas dengan anak bapak ini --- yang sedang sakit--.