Jangan dipungkiri itu, kita para orang tua, sudah merasakan keenakan-keenakan, dengan kehadiran smartphone.
Daaan. Kalau kita, melarang anak-anak menyentuh gadget. Betapa kasihan, anak-anak diajak untuk kembali ke zaman bapak ibunya.
Gadget, sudah menjadi kebutuhan untuk era sekarang. Melarang memakai gadget, sama seperti menutup diri akan perkembangan zaman.
Bahwa muncul kekhawatiran, anal-anak akan kecanduan gadget. Sebenarnya, itu hanya masalah, bagaimana peran orang tua, mensupervisi anak-anak.
Ajak anak duduk bersama, buat kesepakatan yang menguntungkan dua belah pihak. Atur waktu, kapan anak boleh pegang smartphone, kapan tidak boleh. Orang tua juga musti menyediakan diri, bersama dengan anak di depan layar smartphone.
Jangan lupa, buat jadwal pergi dan beraktivitas fisik bersama. Mengunjungi taman kota, berolah raga di hari libur akhir pekan. Pergi dengan transportasi publik, keliling kota menikmati pemandangan.
Dengan kebersamaan yang berkualitas, membuat hubungan anak dan orang tua semakin erat. Kita, lebih mudah mengatasi perbedaan cara berpikir.
Perlu digarisbawahi, gadgettidak melulu berisi pornografi. Ada sisi positif dari gadget, dan itu musti dikedepankan, agar anak-anak memahami hal tersebut.
Melalui gadget, kita bisa mengetahui banyak pengetahuan baru. melalui games -- yang positif, anak-anak bisa terpacu untuk berpikir kritis.
Kalau ada anak (katanya) ngeyel, bisa jadi, petanda orang tuanya, musti belajar dan belajar agar lebih pintar. Sehingga bisa mengatasi kebutuhan si anak, sehingga bisa diarahkan dengan baik.
Jadi, aneh kan, kalau di zaman digital, justru melarang anak-anak memegang gadget?