"Anak-anak, ayo berdiri, berbaris yang rapi"
"Emoh, sikilku kesel" (Gak Mau, Kakiku Capek), teriak satu bocah
Sontak, gelak kami tak pecah. Apalagi, ditambah adegan, si bocah tak bergeming, tetap duduk tak mau bangkit. Wajah polosnya ditekuk, memperkuat sikap protesny.
"Ya wis, ayo, sikili dipijiti"
Semua anak, mengikuti ibu pencerita. Duduk dengan kaki selonjoran, sembari memijit, dua kaki masing-masing.
Pertengahan November lalu, saya tergabung, sebagai peserta Danone Blogger Academy. Pada visit Danone, kami menyaksikan, polah tingkah menggemaskan itu. Anak-anak berseragam TK, dari daerah Wirobrajan Jogjakarta.
Sesuai rundown, Â bersama bus penjemputan di Bandara Adi Sutjipto. Kami diajak sarapan, di sebuah warung soto.
Dari sebelum subuh, kami sudah standby di Bandara Soekarno- Hatta Jakarta. Makan pagi di pinggiran Jogja, sungguh terasa nikmat, dengan menu khas Jawa. Usai mengisi perut, perjalanan dilanjutkan, menuju Taman Pintar di kawasan Malioboro.
Entahlah, diantara sekian ribu percakapan, satu kalimat di atas -- emoh, sikilku kesel, cukup awet di benak ini. Mengingatnya, tak ayal menerbitkan senyum.
Kata- kata, dalam bahasa jawa medhok halus. Pernah, menjadi keseharian saya, dulu semasa kecil hingga jelang dewasa. Setelah merantau ke Ibukota, boso jowo khas jawa tengah itu, tidak saban hari digunakan.
-o0o-