Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pentingnya Orang Tua Melek Literasi Digital agar Paham Istilah "ML"

23 Oktober 2017   05:21 Diperbarui: 23 Oktober 2017   19:50 2454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Waalaikum salam," jawab si ayah dengan sisa-sisa kebengongannya

Tak lama, terdengar engsel pintu gerbang dibuka, sejurus kemudian ditutup. Jagoan kesayangan ngacir, berlalu dengan sepedanya.

Pagi di hari Minggu, saya dibuat terkejut dengan percakapan dengan si sulung. Bahkan sempat dibuat panik, bergegas memastikan maksud dari istilah yang ditangkap gendang telinga. Kata "ML" yang dimaksud, ternyata games "Mobile Legend" yang ada di smartphone.

Mungkin (saya yakin) bukan saya saja, orang tua yang baru mendengar games "ML" pertama kali. Atau bisa jadi, para ayah atau ibu pernah merasakan kegagapan luar biasa seperti pagi itu, dengan pengalaman berbeda tapi nuansanya sama -- kalau ada, saya pengin mendengar kisahnya.

-0-

sumber: mentari.net.id
sumber: mentari.net.id
Era digitalisasi tengah berlangsung, ditandai dengan perubahan di seluruh aspek kehidupan. Semua bertransformasi serba digital, semua kegiatan merujuk pada basis digital.

Mau kirim barang, pesan makanan, order alat transportasi, mencari berita atau informasi, membayar tagihan listrik, bayar air, bayar cicilan ini dan itu, semua telah mengalami perubahan. Kegiatan yang dulunya dilakukan serba manual, kini bisa dilakukan cukup dari layar smartphone kita masing masing.

Siapa sangka, hal ini juga berlaku untuk games, permainan yang kerap dimainkan anak-anak di rumah. Mereka mulai bergeser pola bermain, sudah tidak seperti zaman ayah ibunya kecil. Permainan fisik mungkin kurang menarik, karena ada pilihan permainan yang lebih menarik.

Sebagai orang tua, sudah semestinya kita mau membuka diri. Bahwa zaman anak-anak sekarang, sudah jauh berbeda dengan zaman kita orang tuanya waktu kecil.

Dulu, ayah dan ibu masih bermain ke sawah, main layangan, lari-larian di halaman, main petak umpet, gerobak sodor, congklak, banteng dan permainan fisik lainnya. Karena waktu itu, teknologi belum secanggih saat ini.

Tapi dengan permainan serba digital, anak bisa kurang gerak, badan kurang sigap, gerak kurang lincah dan seterusnya dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun