"Waalaikum salam," jawab si ayah dengan sisa-sisa kebengongannya
Tak lama, terdengar engsel pintu gerbang dibuka, sejurus kemudian ditutup. Jagoan kesayangan ngacir, berlalu dengan sepedanya.
Pagi di hari Minggu, saya dibuat terkejut dengan percakapan dengan si sulung. Bahkan sempat dibuat panik, bergegas memastikan maksud dari istilah yang ditangkap gendang telinga. Kata "ML" yang dimaksud, ternyata games "Mobile Legend" yang ada di smartphone.
Mungkin (saya yakin) bukan saya saja, orang tua yang baru mendengar games "ML" pertama kali. Atau bisa jadi, para ayah atau ibu pernah merasakan kegagapan luar biasa seperti pagi itu, dengan pengalaman berbeda tapi nuansanya sama -- kalau ada, saya pengin mendengar kisahnya.
-0-
Mau kirim barang, pesan makanan, order alat transportasi, mencari berita atau informasi, membayar tagihan listrik, bayar air, bayar cicilan ini dan itu, semua telah mengalami perubahan. Kegiatan yang dulunya dilakukan serba manual, kini bisa dilakukan cukup dari layar smartphone kita masing masing.
Siapa sangka, hal ini juga berlaku untuk games, permainan yang kerap dimainkan anak-anak di rumah. Mereka mulai bergeser pola bermain, sudah tidak seperti zaman ayah ibunya kecil. Permainan fisik mungkin kurang menarik, karena ada pilihan permainan yang lebih menarik.
Sebagai orang tua, sudah semestinya kita mau membuka diri. Bahwa zaman anak-anak sekarang, sudah jauh berbeda dengan zaman kita orang tuanya waktu kecil.
Dulu, ayah dan ibu masih bermain ke sawah, main layangan, lari-larian di halaman, main petak umpet, gerobak sodor, congklak, banteng dan permainan fisik lainnya. Karena waktu itu, teknologi belum secanggih saat ini.
Tapi dengan permainan serba digital, anak bisa kurang gerak, badan kurang sigap, gerak kurang lincah dan seterusnya dan seterusnya.