Menjadi orangtua di jaman apapun, sejatinya tidak ada kata berhenti untuk belajar. Sudah menjadi hukum alam, bahwa masa terus berkembang. Justru dengan perubahan berkelanjutan, membuat hidup terasa dinamis.
Orang tua masa sekarang, punya tantangan dengan hadirnya era digital. Membesarkan anak-anak di era digital, mau tidak mau orang tuanya juga harus melek digital. Kebutuhan digital sudah masuk kategori primer, anak anak juga mengonsumsi informasi melalui digital.
Sebagai negara pengakses internet terbesar di Asia Tenggara, Indonesia masuk peringkat 6 setelah Jepang untuk tingkat dunia. Kita, menghabiskan waktu sekitar 5 jam/ hari terhubung internet. Dari lima jam tersebut, rata-rata dua jam untuk berkutat dengan media sosial.
O'ya, jangan salah lho, statistik ini bukan hanya gambaran untuk orang tua saja. Pengguna internet kategori anak-anak, sudah termasuk dalam hitungan.
Menilik angka dari data, kita tidak bisa menutup mata. Bahwa Internet atau medsos, sudah menjadi bagian keseharian masyarakat Indonesia.
Era digital, bisa disikapi positif namun tak sedikit yang menyikapi negatif. Ada sebagian orang tua punya stigma, bahwa gadget identik dengan pornografi, kekerasan dan atau SARA. Pada saat yang sama, ada orang tua punya pandangan, bahwa gadget bisa dijadikan sarana mencari informasi.
Nah, pada point ini (stigma), sungguh tergantung 'isi' kepala setiap orang tua. Kalau mau jadi orang tua yang bijak, musti bersedia membuka mata, membuka telinga dan pikiran. Bahwa apa yang ada dibenaknya, tidak semua (mutlak) pendapatnya melulu paling benar.
-0-
Awal bulan Oktober, saya berkesempatan hadir pada acara Smart Parenting di daerah BSD. Kegiatan yang diselenggarakan Kompas Gramedia Value Card (KGVC), dihadiri member dari seluruh group Kompas Gramedia.
Ada dari member Nova, Bobo, Bola, The Jakarta Post, Kontan, tak ketinggalan dari Kompasiana dan media dibawah Kompas group lainnya. Tema yang diusung benar-benar kekinian dan aktual, 'Smart Parenting in digital era'.