"Ibu sekarang lagi antre, ini mau kontrol di Rumah Sakit"
"Lho, ibu sakit apa"
"kepala Ibu agak pusing, sekalian jadwal kontrol bulanan"
Percakapan via telepon pagi itu, membuka obrolan jarak jauh saya dengan ibu yang ada di kota kecil di Jawa Timur. Sebagai perempuan usia 70 tahun, ibu punya keluhan dengan penyakit ini dan itu. Kami anak-anaknya sangat maklum, faktor usia bisa menjadi salah satu penyebab.
Ibu pernah diopname di Rumah Sakit selama tujuh hari, hasil diagnosa dokter adalah penyakit diabetes. Setelah dinyatakan sembuh, ibu kini punya jadwal rutin bulanan ke rumah sakit umum.
Saat kontrol, keluhan dirasakan badan, disampaikan kepada dokter langganan. Biasanya pulang dibekali resep, untuk menebus obat di apotek Rumah Sakit atau apotek langganan.
Meski berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah, rupanya masyarakat yang butuh layanan kesehatan cukup banyak. Hal ini bisa dilihat dari jumlah antrean, ibu biasa datang jam delapan pagi baru dipanggil setelah jam makan siang.
Saya membayangkan, betapa tidak praktis kegiatan pergi berobat, banyak waktu dibutuhkan terutama untuk mengantre. Orang yang badannya sudah tidak fit, mau tidak mau harus duduk menunggu panggilan.
Belum lagi saat menebus obat di apotek rumah sakit, pasien atau keluarganya harus antre yang kedua kali
-0o0-
Era digital sudah ada di depan mata, siapapun kita mau tidak mau musti tercebur di dalamnya. Bagi yang tidak mau menyesuaikan, akan kelimpungan dan ketinggalan dengan jaman itu sendiri.
Secara kasat mata kita bisa saksikan, era konvensional perlahan tapi pasti menuju titik akhir. Paling aktual adalah beberapa media cetak, yang dulu pernah berjaya pada masanya kini tinggal nama. Store pakaian terkemuka yang menjadi jujugan konsumen, akhir bulan September menutup beberapa gerai di lokasi strategis.
-'Tidak ada masa sulit, yang ada adalah masa di mana kita tidak bisa menggunakan cara-cara lama untuk menyelesaikan masalah'-
Kalimat keren di atas, pernah saya dengar dari seorang motivator kenamaan. Bahwa kita tidak bisa menutup mata, permasalahan masa kini musti diselesaikan dengan cara kekinian. Mau tidak mau, suka tidak suka, semua sektor kehidupan musti ikut menyesuaikan dengan jman.
Kompasianer pasti kenal JKN dong, pada 17 July 2017 melakukan soft launching aplikasi Mobile JKN. Saya pribadi penasaran, apa saja yang ada di dalam mobile JKN tersebut.
Beruntung, awal pekan minggu ketiga bulan September, saya bisa tergabung dalam acara Kopi Writing bersama JKN. Selain kopdar dengan Kompasianer, sekalian menuntaskan keingintahuan tentang mobile JKN.
Layanan JKN dalam bentuk aplikasi yang bisa didownload via android dan atau Ios.
Mengapa Perlu Aplikasi Mobile JKN ?
Untuk memudahkan masyarakat, dalam mendapatkan informasi tentang BPJS Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, Status Kepesertaan, Tagihan Peserta, History terkait dengan BPJS, fitur pelayanan peserta dan skrining kesehatan.
Bapak Gunadi, selaku Deputi Direksi Bidang Operasional Teknologi dan Informasi, menyampaikan dalam acara Kopi Writing bersama JKN, "Kami mengevaluasi, salah satu indikator yaitu customer survey indeks 2016, dari sisi peserta dengan target 79%  tercapai  78.6%. untuk Faskes dari target tahun 2016 sebanyak 77% tercapai76.7%.  JKN mencobaber inovasi, dengan membuat satu sistem yang dapat mendukung pencapaian target. Dalam pengembangan didukung Surat Keputusan Direktur Teknologi Informasi No 90 tahun 2017 , Tentang Tim implementasi Sistem Pelayanan Publik Peserta Jaminan Kesehatan -- Kartu Indonesia Sehat (e-JKN)."
- Kemudahan mendaftar dan merubah data
- Lebih mudah mengetahui informasi data peserta BPJS
- Kemudahan informasi tagihan.
- Kemudahan mendapat pelayanan di Fasilitas Kesehatan
- Kemudahan menyampaikan keluhan pelayanan, pertanyaan seputar JKS KIS
Saat menyimak lima point manfaat, saya teringat dengan ibu kandung saya di kampung. Beliau yang tenaganya sudah ringkih, akan sangat terbantu dengan aplikasi ini.
Kalaupun beliau tidak bisa mengoperasikan aplikasi JKN, setidaknya kakak yang tinggal satu atap bisa membantu.
Khusus pada point ke empat, akan sangat membantu memangkas waktu antre. Pengguna BPJS mendapat kepastian layanan, ditunjukkan melalui sistem yang ada di dalam moblie JKN.
Apa saja Fitur di Mobile JKN?(Saran saya segera download dan ekplor sendiri---hehe)
Kepesertaan ; terdiri dari Pendaftraan Peserta baru dan Mutasi Data ( Kelas Rawat, Faskes, Tambah Peserta, Alamat Domisili)
Layanan Kesehatan ; Pendaftaran Peserta di FKTP, Rujukan Tingkat Lanjut (Informasi RS Rujukan, Jadwal, dll), Screening Kesehatan.
Pembayaran Iuran ; Pembayaran Iuran ( Multi Payment Service)
Pelayanan Peserta ; Pelayanan dan aduan peserta, Pelayanan Online (chat or call centre), umpan balik peserta.
Layanan Informasi ; Informasi Faskes, Informasi Peserta (no VA, Data Keluarga peserta dll), Informasi Tagihan dan Pembayaran,Informasi program JKN
Layanan Interaktif; Konsultasi Dokter ( TeleConsulting), Pola Hidup sehat (Rubrik asuhan Ade Rai)
Wah semakin nyaman dan mudah, masyarakat bisa mengakses layanan BPJS cukup dari genggaman. Semakin masyarakat puas, Mobile JKN akan semakin banyak penggunanya. Kalau masyarakat aware, niscaya sustainibilitas JKN- KIS terus terjaga. --salam-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
