"Ibu sekarang lagi antre, ini mau kontrol di Rumah Sakit"
"Lho, ibu sakit apa"
"kepala Ibu agak pusing, sekalian jadwal kontrol bulanan"
Percakapan via telepon pagi itu, membuka obrolan jarak jauh saya dengan ibu yang ada di kota kecil di Jawa Timur. Sebagai perempuan usia 70 tahun, ibu punya keluhan dengan penyakit ini dan itu. Kami anak-anaknya sangat maklum, faktor usia bisa menjadi salah satu penyebab.
Ibu pernah diopname di Rumah Sakit selama tujuh hari, hasil diagnosa dokter adalah penyakit diabetes. Setelah dinyatakan sembuh, ibu kini punya jadwal rutin bulanan ke rumah sakit umum.
Saat kontrol, keluhan dirasakan badan, disampaikan kepada dokter langganan. Biasanya pulang dibekali resep, untuk menebus obat di apotek Rumah Sakit atau apotek langganan.
Meski berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah, rupanya masyarakat yang butuh layanan kesehatan cukup banyak. Hal ini bisa dilihat dari jumlah antrean, ibu biasa datang jam delapan pagi baru dipanggil setelah jam makan siang.
Saya membayangkan, betapa tidak praktis kegiatan pergi berobat, banyak waktu dibutuhkan terutama untuk mengantre. Orang yang badannya sudah tidak fit, mau tidak mau harus duduk menunggu panggilan.
Belum lagi saat menebus obat di apotek rumah sakit, pasien atau keluarganya harus antre yang kedua kali
-0o0-
Era digital sudah ada di depan mata, siapapun kita mau tidak mau musti tercebur di dalamnya. Bagi yang tidak mau menyesuaikan, akan kelimpungan dan ketinggalan dengan jaman itu sendiri.