Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sesibuk Apapun Orang Tua, Jangan Menomorduakan Anak!

15 September 2017   10:43 Diperbarui: 15 September 2017   11:08 2311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menjaga komunikasi orang tua dan anak itu penting- dokpri

Ayah bunda pernah gak mengalami, saat asyik pegang handphone terus diajak ngobrol buah hati. Orang tua lagi seru-serunya chatting, membahas kejadian penting yang terjadi di lingkungan. Bagaimana ga penting, kalau di wilayah RW mulai ada yang kehilangan kendaraan.

Tiba- tiba buah hati datang, menyela dengan cerita kejadian dialami di sekolah. Cerita anak anak yang tidak terlalu penting, tentang teman sebangku atau sekelasnya.

Apa yang ayah bunda lakukan?

Membiarkan anak bercerita, sementara mata kita tetap fokus ke layar smartphone. Telinga sih mendengar kata yang diucapkan, tapi dijamin hanya lewat sekilas.

Apa yang disampaikan anak tidak disimak, suara dari mulut mungil  yang nyerocos ibarat angin sedang berlalu. Sesekali menjawab 'iya', 'iya', tapi lebih sering gak nyambung.

'Bener ga?' Kalau benar berarti kita sama --hehehe.

Saya dulu pernah menganggap, masalah anak kurang begitu penting dan tidak menjadi prioritas. Masalah mereka masih relatif sepele, kalau ditakar seperti remahan-remahan apalah---apaan sih hehehe.

Seputar pulpen dipinjam teman, kemudian tidak dikembalikan akhirnya hilang. Buku tulis ketinggalan dikelas, besoknya sudah tidak ada di tempat.

Atau disuruh guru mengerjakan ini dan itu, atau alat tulis yang patah karena keinjak temannya, begitu seterusnya dan seterusnya.

Anak memiliki dunia di pikirannya sendiri, harus dipandang dari sudut pandang pemikiran anak anak. Kita para orang tua, tidak boleh egois dan menganggap remeh.

Pulpen seharga sepuluh ribuan yang hilang, pasti menjadi masalah besar buatnya. Bagi anak-anak yang belum bisa mencari nafkah, nilai sepuluh ribu adalah nilai yang tidak kecil. Kita tidak boleh main gampang, dengan memberi uang untuk membeli yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun