seorang anak cursol pada gengnya, tentang keluhan ibunya yang setiap pagi mendapati kasur kakak dalam keadaan basah. Satu teman nyeletuk, "berarti kakakmu nasih suka ngompol."
Timbul ide iseng dari geng belia ini, untuk menggigitkan capung ke pusar si kakak saat tidur. Sontak saudara tua kaget dan dikejarlah adik dan teman-temannya, meski tak berhasil karena belum genap nyawa setelah bangun tidur.
Permainan tradisional menjadi tema sentral film Tangan Tangan Kecil, Angga mengajak teman seumuran bergembira bermain di tanah lapang yang bebas. Namun Fatir merasa, permainan tradisional terlalu membosankan lebih menarik permainan kekinian.
Setiap bertemu mereka berdebat, berujung pada sebuah kompetisi yaitu permainan perang perangan. Â Bersenjatakan bambu kecil setengah meter, dengan penyodok kayu dan peluru terbuat dari kertas menjadi perlatan tempur.
Kedua kubu mengatur strategi, untuk menaklukkan musuh yang sedang berhadapan. Konflik khas anak-anak mengemuka, ketika setiap group merancang strategi memenangkan kompetisi.
Adegan adegan khas anak anak muncul, mengingatkan saya akan permainan masa kecil dulu. Permainan tradisional di tanah lapang dan atau kebun, sungguh menjadi kelaziman anak generasi 90-an ke bawah.
Tugas kita para orang tua, mengajak anak anak mengenal lebih terhadap permainan tradisional. Permainan yang menggerakkan seluruh anggota badan, melatih motorik dan mengasah kepekaan insting.
TANGAN - TANGAN KECIL (2017)
Karya ; Freeaktivitas Production Collaboration With Family Art Production
PRODUCED BY : AGUNG JARKASIH