Misalnya ketika punya rencana kuliah, setahun sebelumnya sudah mencari informasi tentang kampus dan biaya diperlukan. Dengan tahu besaran uang kampus dituju, saya berhitung berapa uang harus ditabung setiap bulan.
Sehingga pada hari pendaftaran tiba, sudah tersedia uang untuk melunasinya. Tidak perlu mengulang kisah ibu, yang kerepotan mencari pinjaman. Â
Beruntung pada tahun kedua gaji mengalami kenaikan, langkah saya semakin ringan menuju gerbang kampus swasta di Surabaya. Membayar uang kuliah dengan gaji sendiri, adalah kebahagiaan tak ternilai sekaligus keputusan berat dijalani.
Pendidikan menjadi Prioritas Hidup, dari tempat perkuliahan saya bayangkan terbuka kesempatan lebih luas. Â Jatuh dan bangun kuliah sambil kerja saya lakoni, termasuk membawa dagangan baju untuk dijual ke teman kampus.
Pada semester enam dugaan itu benar, dari seorang kenalan terbuka jalan bekerja part time di stasiun Radio. Dalam seminggu mendapat jadwal tiga kali siaran malam, yaitu hari sabtu, minggu dan senin sepulang kuliah.
Saya mulai jeli membagi waktu, antara ke kampus dan kerja di dua tempat. Karena sabtu dan minggu kantor dan kampus libur, hanya pada hari senin saya musti berkejaran dengan waktu.
Senin jam enam pagi berangkat dari kostan, dengan bus menuju kantor di daerah Jembatan Merah. Pulang kerja langsung ke kampus sampai jam delapan, lanjut siaran sampai jam sebelas malam.
Bergaul dengan teman lebih tua di kantor, memberi prespektif tentang kehidupan pasca pernikahan. Banyak kisah bisa menjadi pelajaran, dari kawan lelaki usia sekitar 35 tahun berasal Madura.
"Kapan bisa belajar jadi kepala keluarga" keluhnya
Rupanya teman ini tinggal serumah dengan mertua, merasa tidak leluasa mengelola urusan rumah tangga sendiri. Kalau ada masalah kecil dengan istri, mertuanya ikut campur menyelesaikan.