Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tantangan Diet Justru Dimulai Setelah Ramadan

4 Juli 2017   06:10 Diperbarui: 4 Juli 2017   14:28 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa tidak kepincut, melihat hidangan lezat berjajar di meja ruang makan saat hari lebaran tiba. Semua makanan seolah tumpah ruah, dijumpai hampir di setiap rumah yang dikunjungi.

Sebulan sudah menahan lapar dahaga di siang hari, saat tiba Idul Fitri larangan itu otomatis menjadi gugur seketika. Bebas sebebasnya makan dan minum apapun dan kapanpun, tanpa perlu menunggu terdengar kumandang adzan maghrib di petang hari.

Rendang plus bumbu yang sudah meresap, sekali sentuh ujung sendok dagingnya langsung terurai. Opor ayam dengan kulitnya tersibak memamerkan isi daging, berbalut kuah santan kental menggoda selera. Sambal goreng ati plus kentang bentuk dadu warna kuning tua, ditaburi petai bulat hijau menyilaukan bola mata.

Yang saya sebutkan di atas baru makanan utama lho, masih ada panganan kecil untuk suguhan tamu. Masih ada makanan ringan dan atau biscuit, bercampur macam-macam cream aneka rasa dioles di tengahnya. Kacang goreng tepung dan kacang goreng tanpa kulit rasa asin, kripik mlinjo rasa original dan goreng balado---bayangkan bumbu warna kemerahan dan lengket.

Panganan berbahan ketan tak mau ketinggalan hadir, rengginang gurih rasa bawang, dodol ketan super manis, tape ketan hitam kebiruan dibungkus daun, wajik ketan dengan minyak melekat, jenang jawa campuran gula merah.

Saya berani bertaruh (tapi ga usah juga kali hehe), bagi yang belum bisa mengelola mindset dijamin mudah kalap. Rasanya pengin menyantap semua sajian makanan, menguyah satu persatu dan memasukkan dalam lambung.

Padahal sekalap-kalapnya kita makan, berapa piring sih sanggup ditampung perut. Bukankah kapasitas lambung manusia terbatas, paling tidak satu dua piring juga sudah kenyang. Kalau perut sudah kenyang dipaksakan, bisa bisa bega dan kesulitan duduk bawaannya sendawa.

Coba tarik nafas dan berpikir sejenak, betapa setiap asupan yang masuk ke dalam tubuh akan ada dampaknya terhadap tubuh itu sendiri. Kebutuhan tubuh sebenarnya tidak terlalu berlebihan, ukurannya standart dan tidak bisa ditambah-tambahi.

Salad sehat -dokumentasi pribadi
Salad sehat -dokumentasi pribadi
Mari berpikir ulang tentang gol lebih besar, bahwa makanan yang kita butuhkan semestinya makanan yang menyehatkan. Makanan yang membuat tubuh kita lebih bugar, dengan mengonsumsinya justru kemanfaatan yang kita dapatkan.

Konsumsi makanan dengan kandungan glukosa tinggi, berpotensi mendatangkan penyakit diabetes. Konsumsi makanan mengandung minyak berlebih, memicu terjadinya kelebihan kalori penyebab obesitas.  Banyak makan berbahan olahan tepung, rawan mengandung gluten yang menyebabkan gangguan pencernaan.

Bukan berarti tidak boleh sama sekali ya, sesekali makan tidak masalah asal porsinya tetap dijaga dan diperhatikan. Kalau sudah makan beberapa contoh makanan di atas, sebaiknya diimbangi dengan makan buah-buahan dan banyak minum air putih.

Pada buah benyak mengandung serat, vitamin, mineral dan zat bermanfaat lainnya. Jangan lupa rutin melakukan olah, berfungsi untuk membakar kalori berlebih di dalam tubuh.

Bagaimana konsumsi selama Puasa Anda?

Saya pernah punya pengalaman, sudah memasang niat diet pada awal pelaksanaan ibadah puasa. Namun betapa susah saat mempraktekkan, konsumsi makan saat puasa tetap saja tidak dipilih dan dipilah.

Akhirnya puasa ya puasa saja, tapi berat badan tidak turun malah bertambah. Kolak dan gorengan menjadi pilihan menu berbuka, sahur diisi dengan banyak karbohidrat dan minuman super manis. Segala makanan pemicu bertambahnya berat,  tidak menjadi pantangan saat malam hari.

Mengapa terjadi?

Niat yang kurang kuat dan mindset yang salah, sering saya mentoleransi diri sendiri. Makan kolak semangkuk doang, konsumsi gorengan Cuma dua buah saja dan seterusnya.

Kalau selama puasa saja tidak diatur pola makan, bagaimana konsumsi makanan setelah lebaran. Bisa-bisa saat lebaran lingkar pinggang tambah melar, yang ada obesitas dan mudah terjangkit penyakit.

Tak ada kata terlambat memulai lebih baik, mumpung masih dianugerahi sehat sebaiknya segera merubah gaya hidup. Memperbanyak referensi tentang hidup sehat, termasuk belajar mengelola pikiran dengan baik.

Bulan Syawal yang sedang dijalani saat ini, memberi kesempatan umat muslim menggenapkan ibadah puasa. Bagi yang berpuasa Ramadan dilanjutkan enam hari puasa Syawal, akan mendapatkan pahala setara puasa satu tahun.

Yuk manfaatkan peluang emas, selain diniatkan meraih ganjaran puasa syawal, sekalian untuk mengurangi lemak berlebih di badan.

Bagi yang sudah berhasil menurunkan berat badan jangan terlena, tantangan sesungguhnya baru saja dimulai pasca Ramadan. Pekerjaan mempertahankan pencapaian menuju bobot ideal belum selesai, justru perlu pembuktian pada hari hari selanjutnya.

Tetap konsisten dan disiplin menjaga asupan tubuh, secara kontinyu melakukan olah raga sesuai kebutuhan.

-0o0-

Kumpul keluarga besar saat lebaran- dokpri
Kumpul keluarga besar saat lebaran- dokpri
"Pakde masuk Rumah Sakit tadi malam"

Sebuah pesan mampir di layar smartphone saya pagi itu, menyampaikan sebuah berita sedih. Pakde yang sempat ngobrol banyak pada saat lebaran, terpaksa diopname setelah awal puasa juga sempat jatuh sakit.

Lelaki usia setengah abad lebih, di sela silaturahmi banyak bertanya tentang pola makan sehat. Terhitung setahun sudah saya berusaha hidup sehat, tak keberatan berbagi pengalaman membuang lemak di badan.

Saya memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, memperbanyak minum air putih (mineral) dan melakukan olah raga. Drastis mengurangi gorengan atau snack yang terlalu gurih, memperhatikan konsumsi karbohidrat.

Siapa lagi yang bisa merubah diri menjadi lebih baik, kalau bukan diri kita sendiri. Mumpung badan masih sehat, mari mulai koreksi diri tentang gaya hidup dan pola pikir kita masing --masing. --salam sehat-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun