Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kompasianer's Mudik Gratis Bersama Kemenhub

24 Juni 2017   21:10 Diperbarui: 2 Juli 2017   16:16 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Mentri melapas pemudik (dok. Rahab Ganendra)

Jarum masih menunjukkan angka di jam 7 pagi, namun antrean mobil sudah mulai mengular panjang dari pintu masuk menuju pantai karnaval Ancol. Roda dua tampak menyelip di sela-sela, rombongan pejalan kaki berbondong ke arah yang sama. Belasan Polisi sigap berjaga dari depan gerbang Dufan, mengarahkan kendaraan dan pejalan kaki menuju lokasi yang dituju.

Langit sedikit mendung, sehingga membantu menahan rasa haus akibat menjalankan ibadah puasa. Spanduk bergambar bus dan prosesi khas mudik terpasang, menyebar di titik titik strategis dengan warna cukup "eye catching".

Kamis 22 Juni 2017 adalah pelaksanaan mudik gratis diselenggarakan Kemenhub, tertulis 1.000 bus siap mengangkut pemudik dari Jakarta menuju Jogjakarta, Solo dan Wonogiri. Antusias perantau di  Jakarta begitu terasa, tampak panitia dibuat sibuk dan kerepotan mengatasi calon penumpang.

Saya bersama beberapa kompasianer lain turut bergabung,  dalam riuh rendah kegiatan mudik gratis melalui Kompasiana. Setelah mengikuti Blog Competition di Kompasiana, terpilih 20 nama berhak ikut mudik gratis --meski tidak semua nama akhirnya ikut.

"Bus jurusan Solo dan Wonogiri ada di kanan, Bus Jogja terus saja lurus" Suara panitia berulang keluar dari toak.

"Bus nomor sepuluh dimana"

"Abaikan  nomor bus perhatikan kota jurusan, langsung masuk saja ke bus kosong" panitia masih sibuk mengatur pemudik.

Bus jurusan Solo yang saya tumpangi (Dokumentasi Pribadi)
Bus jurusan Solo yang saya tumpangi (Dokumentasi Pribadi)
Tampak tempelan kertas putih bertulis Solo di kaca depan bus, saya dan anak lanang langsung naik mencari kursi kosong. Sesi mencari bus rupanya tidak semua berjalan mulus, beberapa penumpang yang baru datang setelah saya tampak kesal sambil duduk.

"saya dipingpong ke sana ke mari, ditanya pakai motor atau tidak segala, terus penumpang lain nanya apakah saya rombongan dari Tangerang apa bukan" seorang ibu muda mengomel.

Rupanya moment mencari bus dimanfaatkan segelintir orang, ingin satu bus hanya dinaiki orang orang yang dikenal dan satu jurusan saja. Beruntung satu ibu dengan wajah lelah berani menggertak, sehingga penumpang "nakal" tidak berani menyuruh si ibu turun.

"Lagian sama sama naik bus gratis, kok maunya booking beberapa kursi sekaligus untuk groupnya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun