Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keteladanan adalah Nasehat Terbaik

7 Juni 2017   03:24 Diperbarui: 8 Juni 2017   07:13 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata orang, menjadi orang tua itu susah susah gampang. Kalau menurut saya “ya tergantung”, bisa susah kalau dibikin susah atau bisa gampang kalau tahu ilmunya. Bukankah sesuai hukum alam, bahwa semua yang ada di dunia ini ada ilmunya.

Tingkat kesulitan masing masing orang pasti berbeda, tersebab sesuai kadar pengetahuan yang bersemayam di kepalanya. Orang yang mau membuka diri pada pengetahuan, akan  belajar mencari jalan keluar untuk setiap permasalahan.

Bukankah justru ketidaktahuan, menjadi alasan untuk memberitahukan bahwa kita harus belajar lebih dan lebih. Selama nafas masih dikandung badan, tidak ada kata berhenti untuk belajar.  

Seperti tersebut dalam sebuah pepatah, “tuntulah ilmu dari buaian sampai liang lahat.” Ilmu adalah pintu pencerahan, menjadi kunci atas semua masalah kehidupan,

Bulan Ramadan yang tengah dijalani, menjadi saat tepat menanamkan budi pekerti kepada anak-anak. Bulan Ramadan ibarat “golden moment”, karena semua aspek yang terjadi begitu sangat mendukung.

Saat para orang tua mengajak anak berbuat baik, hal serupa tengah berlangsung di lingkungan sekitar. Orang  berlomba-lomba berbuat kebaikan, rela menahan hawa nafsu dan ego yang berlebih. Segala pikiran kotor disingkirkan, ada auto control menghentikan segala maksud buruk.

Saat para Orang tua mengajak anak berpuasa, situasi di luar juga tidak perlu penjelasan. Ayah dan ibu dirumah sedang puasa, teman sebaya dan sepermainan si anak juga berpuasa. Lebih utama tinggal menguatkan niat, memotivasi buah hati agar semangat melaksanakan puasa.  

Benar-benar dahsyat kandungan bulan suci, mampu menggerakan setiap orang berusaha memperbaiki diri. Kerennya semua dilakukan tanpa paksaan, benar-benar lahir karena kehendak dari hati nurani sendiri. Kebaikan dilakukan secara kolektif, orang saling menghargai dan menghormati. Bayangkan, apakah hal ini bisa terjadi di luar bulan Ramadan.

-o0o-

Illustrasi-dokpri
Illustrasi-dokpri
Keteladanan orang tua adalah nasehat terbaik, apa yang dilihat anak-anak sewaktu kecil niscaya akan direkam seumur hidup.

Saya masih ingat, bagaimana ayah saya yang pendiam banyak mengalah untuk anak-anaknya. Pun ibu saya yang berkemauan keras, berusaha mati-matian untuk menyekolahkan anaknya. Semua yang saya lihat semasa kanak-kanak, benar benar membekas hingga kini berkeluarga.

Tongkat estafet itu kni telah berpindah tangan,  generasi seangkatan saya tengah menjalani peran sebagai orang tua. Liku-liku yang dulu dialami ayah dan ibu saya, mulailah pahit dan getirnya dirasakan sendiri.

Orang tua adalah figur yang sangat penting, menjadi sosok panutan/ role model untuk anak-anaknya. Jangan sampai peran sebagai ayah atau ibu disepelekan, karena dampaknya akan terjadi seumur hidup. Jangan sampai memori anak-anak dinodai, melalui sikap temperamen dan kecerobohan yang ditunjukkan orang tua dihadapan mereka.

Seperti halnya ayah saya dahulu lakukan, sebagai ayah tentu ingin saya tanamkan hal-hal baik di hadapan anak-anak. Mulai dari hal yang paling aktual dan keseharian,  sebagai muslim menjaga sholat genap lima waktu. Menghargai dan memberi sikap terbaik pada ibu mereka, berbakti pada orang tua yang notabene kakek dan nenek mereka serta perilaku keseharian di rumah.

Sikap-sikap mendasar inilah, niscaya menjadi pondasi bagi sikap kehidupan yang lebih luas. Cara menasehatkan semua perilaku terbilang sederhana,  cukuplah ayah dan atau ibu mencontohkan sendiri dengan perbuatan yang dinasehatkan.

Misalnya, mumpung bulan puasa ayah HARUS (capslock) puasa juga dong. Kalau ayah gak mau berpuasa, bagaimana bisa menasehati si anak menjalankan ibadah puasa. Cara meminta anak berlaku sopan santun, ayah cukup mencontohkan dengan sikap lembut dan perhatian anak-anak dan istri di rumah.

Percayalah, keteladanan adalah nasehat terbaik. Keteladanan adalah pembuktian sikap, tanpa merangkai kalimat panjang dan berbusa-busa. Justru keteladanan akan tertanam di benak anak-anak, sanggup bersemayam hingga anak beranjak dewasa kelak. –salam-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun