Coba bayangkan betapa antimainstream, melakukan liveaboard selama dua malam tiga hari. Bagi orang yang terbiasa hidup dengan kesibukan di perkotaan, pasti akan menemukan tantangan sekaligus keasyikan.
Hidup dari pagi sampai malam kemduian kembali ke pagi lagi, melewati detik ke detik dengan melakukan aktivitas di atas board—waah seruu.  Merasakan dinginnya udara laut menelusup ke dalam pori-pori kulit, masak dan makan kemudian tidur dilakukan atas board.
Betapa indahnya menikmati langit gelap bertabur bintang, mendadak merekah mengiring semburat sinar cerah tanda lahirnya hari baru.
Saya berani jamin, anda pasti langsung bebas sebebasnya dari rutinitas keseharian yang cenderung monoton. Menemukan dimensi lain kehidupan tak terduga, niscaya akan menjadi pribadi yang lebih segar dan lebih baru.
Bagi saya yang belum bersentuhan dengan udara Flores, membaca buku ini seperti diajak menikmati petualangan seru ini.
Pada bagian lain, saya merasakan bagaimana licinnya nenyusuri jalan setapak dalam gua yang gelap. Ruangan sempit dengan sirkulasi udara terbatas, pasti kaki ini seolah punya mata untuk meraba mana jalan aman dan tidak aman. Lorong lorong sempit dilibas, dengan lubang bahkan lebih pendek dari tinggi badan.
Ujung perjalanan yang melelahkan itu, adalah sebuah lubang gua yang menjadi tempat masuk cahaya matahari.
Anda pernah melihat melihat sawah berbentuk jaring laba-laba, atau lebih dikenal dengan lingko spider web rice field.
Sawah dengan bentuk ini tentu tidak terlalu umum, bentuk sarang laba-laba terlihat saay padi tumbuh dengan warna hijau kekuningan. Sawah sawah yang ada di Manggarai, selain sebagai tempat menanam padi juga sebagai penunjang kehidupan.