Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masa Kecil Anak Tidak Lama

5 April 2017   03:53 Diperbarui: 5 April 2017   11:30 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrasi- sumber pixabay(dot)com

Kedekatan anak pada orang tua, menjadi starting point yang musti diciptakan dan dimanfaatkan. Sebagai ajang bicara hati ke hati, atau berdiskusi panjang layaknya berpartner. Orang tua jangan memandang remeh, terutama keingintahuan si anak pada banyak hal.

Meski kesannya masalah remeh, sesungguhnya berarti banyak buat buah hati. Dengan memberi pengertian dengan penuh kesungguhan, kelak anak bertumbuh menjadi pribadi percaya diri.

Saya seorang ayah, berusaha membangun dan menjaga kedekatan dengan anak-anak.  Menunjukkan perhatian, dengan melibatkan diri dalam dunia mereka. Main badminton dengan jagoan, atau main ular tangga dengan gadis mungil.

Melakukan dengan senang hati, sebagai pengejawantahan rasa kedekatan itu. Dengan satu keyakinan, kedekatan yang dibangun sedini mungkin dampaknya terasa di kemudian hari.

Maka kalau mendengar rengekan anak, janganlah ayah atau ibu cepat memarahi. Kalau mendapati anak menangis histeris, janganlah ayah dan ibu justru balik menghardiknya. Anak anak pada usia balita butuh perhatian, mereka akan mencari cara semampu nalarnya.

Mungkin ayah pernah pada kondisi, saat menghadiri acara hajatan anak menangis meraung raung. Atau mungkin ibu pernah mengalami, di tengah menonton bioskop anak minta beli sop buah. Pada saat di tengah perjalanan, buah hati minta pergi buang air ke kamar kecil.

Sesaat pasti menjengkelkan, berada pada situasi yang kurang nyaman. Kerepotan mendadak menghampiri, pada kondisi yang kurang tepat. Tapi tak ada pilihan lain, kecuali turun tangan mengatasi anak yang sedang dalam masalah.

Ayah dan bunda yang super sabar, masa kecil anak anak tidaklah lama. Seiring berjalannya waktu, cepat atau lambat kedekatan fisik akan memudar. Anak anak akan menemukan dunianya sendiri, memilih agak renggang dengan ayah dan ibunya.

Yang biasanya kemana mana glendotan, tiba-tiba ingin jalan agak berjarak. Biasanya kemana ayahanda pergi anak ikut, pada saatnya anak tidak mau diajak meskipun dipaksa. Mereka lebih memilih bermain dengan teman, tak lagi tergiur dengan bujukan membeli ice cream kesayangan.

Semakin bertambah usia anak, perlu dicari metode agar tetap terjaga kedekatan itu. Menginjak usia puluhan (biasanya kelas tiga), mulai risih dipeluk atau dibelai di depan umum. Mereka mulai punya argumentasi sendiri, atas pilihan sikap yang dipilihnya. Mereka mulai berani mengambil keputusan, sekaligus belajar menerima dan menjalani konsekwensinya.

Orang tualah yang harus berubah, mau mengembangkan diri dan mencari ilmunya. Orang tua dituntut menyesuaikan diri, terhadap anak anak yang mulai berkembang.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Nikmati saja masa masa, buah hati begitu tergantung pada kita orang tuanya. Suatu saat yakinlah, ayah dan ibu akan merindukan masa kecil anak anak. Pada saat suami istri di rumah, sementara anak anak sudah berpencar merantau.

Menanam kedekatan anak sedini mungkin, laksana menabur benih memori. Kelak saat mereka dewasa, dengan sendirinya akan merindukan belain itu. Sentuhan tangan dengan kulit mulai mengerut, dari pipi yang mulai mengendor. Petuah dari orang tua telah mengasihi, mempersembahkan segala dimiliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun