Banjanji sesungguhnya bertaruh reputasi, tak menepati janji akan melunturkan kepercayaan. Butuh waktu tidak sebentar, untuk mengembalikan kepercayaan atas “pengingkaran” yang terjadi.
Peristiwa malam yang menyentak, bagai sebuah tamparan bertubi. Menyadarkan saya, tentang kesalahan yang semula dianggap sepele dan remeh. Anak kecil yang diberi janji, tetap memiliki hak untuk ditepati.
Peran keayahan musti dikerjakan secara total, ayah mau terlibat dengan sepenuhnya. Ayah memanfaatkan waktu secara disiplin, seimbang antara tugas mencari nafkah dan anak istri di rumah. Janganlah memberi waktu tersisa, untuk curahan perhatian pada bekahan jiwa dan buah hati.
Pun hati hati dalam hal berjanji, jangan pernah meremehkan janji. Sekali melakukan pengingkaran, membutuhkan usaha panjang menebusnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H