Pepaya adalah buah kegemaran saya, bahkan sejak masih kanak-kanak di kampung halaman. Kebetulan di sepetak kebun persis samping rumah di dusun, tertanam dua pohon pepaya berukuran sedang. Berkat dua pohon di kebun inilah, ibu termasuk jarang membeli buah pepaya di pasar.
Pohon pepaya tidak dipelihara khusus, sepertinya tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Bisa jadi ada yang membuang bijinya, kebetulan didukung tanah di bawahnya yang subur. Pohon pepaya tumbuh subur, selalu memberi hasil terbaik pada keluarga kami.
Ketika sudah tiba masa petik, pepaya berubah warna kulit menjadi hijau kekuningan. Bergelantungan cantik di pohon, seolah memanggil empunya dijemput dan diambil dari batang pohon. Kerumunan buah ada di atas pohon, biasanya satu persatu bergantian matang.
Sebagai bungsu paling kecil badan, saya mengemban tugas memetik buah. Pekerjaan yang tidak terlalu berat, pada dasarnya kala itu memang hoby memanjat. Tubuh gesit ini tak terlalu mengalami kesulitan, jari kaki dan tangan berkerjasama dan beraksi menyusuri batang pohon.
Sampai di atas dahan dan duduk, satu tangan menjaga tubuh tang lain memetik buah. Masalah mulai saya hadapi, setelah tangkai pepaya lepas dari tempatnya. Kesulitan memegang buah, sementara masih punya tugas lain yaitu turun dari pohon. Jalan pintas diambil, menjatuhkan buah dari ketinggian sekitar dua setengah meter—yah bonyok deh.
Rasa buah yang manis menyegarkan, menjadi alasan saya jatuh hati pada buah ini. Selain itu harganya sangat terjangkau, tak perlu merogoh kantong dalam-dalam.
Seiring bergulir masa bertambah pula pemahaman, terbuka wawasan tentang khasiat buah kegemaran. Pencerahan yang membuat semakin jatuh cinta, enggan berpaling dari buah pepaya kesukaan.
Tahukah Kompasianers.
Kandungan terdapat di sebutir buah pepaya, ternyata sangat besar manfaatnya untuk kesehatan tubuh.
- Vitamin A berfungsi untuk menjaga kesehatan mata