Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menerapkan Konsep "Mindfull" Keayahan

13 Februari 2017   05:58 Diperbarui: 13 Februari 2017   08:58 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ayah dan anaknya -dokpri

Sisa waktu tempuh di selesaikan, sampai kaki ini benar benar menginjak lantai teras. Sungguh tak sabar menguasai perasaan, hendak menyaksikan sosok mungil kesayangan. Setelah cuci tangan langsung seperlunya, segera menuju pinggir tempat tidur. 

Bau harum khas bedak bayi, wangi aroma therapy kayu putih menempel di kulit lembut, samar merasuk masuk indera penciuman. Permukaan pipi kenyal dan halus, deretan bulu alis itu, bibir mungil kemerahan, tarikan nafas yang teratur, sungguh meluluhkan segala perasaan. 

Kecapekan tersimpan di raga, seketika menguap ke langit langit kamar. Gulana hati akan beban kehidupan, sejenak rela tanggal dari ingatan. Energi keajaiban sedang bereaksi, semangat berkorban dan berusaha semakin mengganda. Semangat keayahan mengemuka, berjuang keras meraih penghidupan lebih baik. 

ayah pekerja keras -dokpri
ayah pekerja keras -dokpri
Menjadi Sepenuhnya Ayah. 

Konsep mindfull, adalah sebuah metode yang bisa diterapkan di semua kegiatan. Ketika seorang bersungguh melakukan satu aktivitas, dilibatkan pula sepenuh pikiran dan perasaan untuk pencapaian terbaik. Maka proses tersebut, sudah bisa dikategorikan menerapkan konsep mindfull. 

Energi positif yang dikerahkan, biasanya berdampak pada hasil dicapai. Ayah bekerja sepenuh hati, dengan senang hati bersemangat demi nafkah terbaik keluarga. Tak mau sikut sana sikut sini, ingin rejeki berkah mengisi lambung anak dan istri. Keringat keluar dari tubuh, diupayakan dengan ikhlas demi orang yang dicinta. 

Mempersembahkan jerih payah, sebagai pemacu semangat bekerja lebih keras. 

Pun sesampai di rumah, mendekap anak-anak sepenuh jiwa. Tidak membawa pulang masalah dari luar, agar tidak terpengaruh ruwetnya pekerjaan. Menyediakan diri di sisa tenaga, bermain kuda-kudaan, tebak-tebakan, membaca buku cerita, main ular tangga, kwartet, congklak, nyanyi lagu anak-anak. 

Semua dilakukan ayah tanpa merasa terpaksa, semua ditunaikan dengan hati gembira. Ketulusan itu akan tersampaikan, melalui garis wajah, lewat getaran suara, dari bahasa tubuh, menjelma dalam perangi yang muncul. 

Biarlah anak dan istrimu, menilai dan menempatkan ayah di lubuk terdalam. Bersaksi betapa sang kepala keluarga ini, telah melakukan sesuatu yang terbaik. Satu saat kelak hukum kehidupan berlaku, ayah memanen segala apa yang diupayakan. 

Menjadi sepenuh ayah, adalah menjalankan peran dan fungsi keayahan sebagaimana mestinya. Menjadi sepenuh ayah, sudah smestinya dilakukan setiap ayah di muka bumi ini. Menjadi sepenuh ayah, adalah menjalankan amanah sejati kehidupan. –salam-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun