Benar juga perkiraan saya, begitu anak masuk Sekolah Dasar keadaan mulai berubah. Ketergantungan anak perlahan luntur, dengan sendirinya dia membuat pilihan untuk dirinya sendiri.
Dunia baru yang menakjubkan dijamah, berkarib dengan teman teman usia sebayanya. Keseruan dalam permainan dan kesibukan sekolah, perlahan mulai mengalihkan perhatian. Bersama dan tidak dengan ayah tidak lagi dipersoalkan, yang penting memastikan diri semua berjalan dengan aman dan baik.
Kedekatan kami tetaplah terjalin, meski dengan metode dan cara yang agak berbeda. Kami rutin menyediakan waktu, untuk ngobrol layaknya dua sahabat. Biasanya menjelang tidur, waktu tepat anak menceritakan apapun yang dialami seharian.
Sebagai pendengar yang baik, saya (berusaha) tidak menyalahkan apalagi menghakimi. Sesekali memberi usul sumbang saran dan pendapat, itupun dengan bahasa yang mudah dipahaminya.
Naluri keayahan saya berkata, bahwa anak lelaki sangat butuh figur yang mendukungnya. Pendukungan yang baik adalah melalui teladan, yang diterapkan dalam kegiatan keseharian. Anak lelaki musti dipersiapkan, menanamkan sikap tanggung jawab dan kepemimpinan. Mengingat suatu saat kelak, dia akan menjadi suami bagi istri dan ayah bagi anak anaknya.
Tidak lain tidak bukan adalah ayahnya sendiri, ayah adalah orang paling memungkinkan untuk dijangkau tangannya.
Peran ibu tetap sangat diperlukan, tetapi peran ayah tidak bisa digantikan. Secara psikologis berbeda dampak, antara pengasuhan ayah dan pengasuhan ibu. keduanya mendukung satu dengan yang lain, memiliki porsi yang sama pentingnya.
Ayah mana tidak ingin, kelak memiliki anak yang bertanggung jawab. Anak dengan perilaku baik pada istrinya, memiliki perhatian yang baik pada anak-anaknya. Output ini tidak didapatkan dengan serta merta, kecuali dengan proses panjang dan dicontohkan dari dalam rumah.
Ayah dengan sikap dan perilaku terbaik, dipersembahkan pada istri atau ibu dari anak-anaknya. Akan dilihat dan direkam di ingatan si anak, menjadi keteladanan yang dipegang sampai anak dewasa.
Kedekatan ayah dengan anak laki-laki sangat penting, untuk memperlancar proses komunikasi. Dengan faktor kedekatan pula, niscaya anak tak bakal segan atau enggan bertanya atau bercerita. Pada kondisi seperti inilah, ayah bisa meraih dan menguatkan hati si anak lanang.