Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ganteng, tetapi Kok Belum Married?

15 Januari 2017   08:21 Diperbarui: 15 Januari 2017   15:23 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah punya teman kantor, memiliki postur tubuh tinggi besar. Sebagai pekerja di divisi marketing, selain gaji pokok tentu mendapat komisi untuk setiap penjualan. Menilik dari wajah, bisa dikelompokkan dalam kategori ganteng. Soal penampilan jangan tanya, pakaian yang dikenakan berganti-ganti seperti pekerja kantoran umumnya.

Pada usia mendekati empat puluh, lelaki yang sudah disapa "pak" ini belum menikah. Entahlah apa sebab dan alasannya, saya tidak pernah bertanya secara langsung. Namun beberapa teman perempuan berpendapat, si teman lelaki ini kurang bisa mengambil hati perempuan. Terlalu keukeuh dengan pendapat sendiri, kurang mau mendengar apa yang disampaikan orang lain-- mungkin simplenya keras kepala.

Pada saat yang sama, masih berada di atap kantor yang sama. Ada seorang teman office boy, perawakannya kecil berkulit gelap dengan wajah standard. Dalam keseharian bekerja, si office boy bajunya dari itu ke itu, sangat mudah dikenali meski sekelebatan dia lewat tanpa terlihat muka-- karena dikenali dari baju yang dipakai.

Pada usia 26 tahun teman office boy mengundang teman sekantor, datang pada resepsi pernikahannya. Selang lima bulan setelah pesta sederhana di rumahnya, tersiar kabar istrinya sedang hamil muda.

Ganteng dan tidak ganteng, tentu tidak bisa dijadikan ukuran. Belum tentu yang berwajah ganteng, mendapat jaminan menikah lebih dulu. Sementara yang kurang ganteng, juga belum tentu lebih lambat menikah.

Dalam sebuah pernikahan, fisik bukan hal utama yang bisa dijadikan ukuran. Ada yang jauh lebih penting dari sekedar tampilan, yaitu kesiapan mental, berani berkomitmen dan berani melangkah mengambil keputusan.

Selebihnya bisa diupayakan bersama, setelah prosesi pernikahan dilangsungkan. Misalnya dari sisi materi, tugas suami menjemput rejeki dengan dukungan  istri. Kemudian bagaimana rumah tangga, bisa dirundingkan bersama suami dan istri. Bagaimana mengelola keuangan, bisa dicari formula yang sesuai atas kesepakatan bersama, dan seterusnya dan seterusnya.

Berdasarkan pengalaman pribadi nih, semua berjalan secara alami dan terjadi proses learning by doing. Asal masing-masing tidak egois saja, semua bisa berjalan dengan baik--insyaallah.

Ganteng Belum Menikah

Suatu saat seorang keponakan curhat, "Om, aku ini kok belum laku-laku ya"

Padahal keponakan ini cukup ganteng, bahkan bisa dibilang mirip selebritis--hehehe. Sebagai orang yang dicurhati saya memberi saran, tidak terlalu pemilih dan tidak pasang standart terlalu tinggi.

Kegantengan wajah bukan jaminan, menemukan pasangan hidup lebih cepat. Menikah adalah keputusan besar, untuk jangka waktu panjang dan seumur hidup. Tentu membutuhkan pertimbangan matang, melihat dari semua sisi dijadikan sebagai bahan menentukan keputusan.

Illustrasi-dokpri
Illustrasi-dokpri
Ada lho, seorang perempuan dengan badan langsing kulit putih langsat. Justru berselera dengan pria berkulit legam, dengan wajah yang biasa biasa saja. Bahkan pernah saya sendiri pernah dapati, pria mapan berwajah menawan menikahi perempuan bertubuh subur dengan penampilan sangat biasa.

Satu lagi kisah nyata, saat saya masih ngekost di Surabaya. Rumah kontrakkan di samping kost, ditinggali suami tampan penjual obat-obatan istrinya yang wajahnya biasa banget berjualan makanan.

Dari semua yang terlihat di sekitar kita, bisa kita menarik kesimpulan. Mungkin peran penampilan, memiliki sedikit kontribusi untuk urusan menikah atau melajang.

Yang penting berpenampilan rapi, enak dilihat orang dan luwes dalam pergaulan. Selebihnya pintar-pintarlah membawa diri, kalau ngomong tidak ngasal, jeli memilih kalimat agar tidak menyinggung perasaan orang lain, selebihnya menggandakan usaha.

So, kalau sampai hari ini anda masih belum menikah. Jangan merasa karena berparas tidak tampan, masih banyak sisi lain yang bisa ditingkatkan dari sekedar wajah. Terus berusaha jangan putus asa, yakinlah belahan jiwamu menunggu di ujung lelah. -salam-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun