1. Â Mewakili diri dan pembacanya
Tulisan wartawan dibuat dan diperuntukkan publik, sehingga opini tersebut mewakili kepentingan publik. Sementara blogger menulis untuk diri, tapi ternyata tidak berhenti sampai di sini. Kalau saja ada sepuluh ribu pembaca menyambangi, berarti tulisan tersebut mewakili sepuluh ribu viewer. Semakin banyak yang membaca, berarti semakin mewakili kepentingan orang banyak.
2. Berkisah Pengalaman Pribadi (User Experience)
Karena blogger menulis tidak terikat redaksi, maka gaya bertutur si blogger akan melekat pada tulisannya. Akibatnya akan terjadi kedekatan secara personal dengan pembaca, pembaca seperti dibawa untuk melihat dan merasakan pengalaman si blogger.
Semakin konsisten blogger dengan gaya tulisan tertentu, niscaya bisa menjadi jujukan atau acuan banyak orang pembaca.
3. Menginspirasi
Seperti kalimat di awal artikel, dari tulisan blogger sangat mungkin menginspirasi pembacanya. Sangat bisa, tulisan seorang blogger parenting, mendorong orang tua lebih care pada tumbuh kembang buah hatinya, tulisan beauty blogger, bisa memberi masukan pembacanya memadupadankan warna dalam make up, begitu seterusnya dan seterusnya.
-0o0o0-
Saat ini siapapun bisa menjadi fotografer, karena alat bernama kamera sangat dengan mudah dibeli dengan harga terjangkau. Selain Kamera profesional semacam Miroless, kini ada Kamera yang sudah menyatu dengan handphone. Siapapun bisa memotret, siapapun bisa menyebar hasil jepretannya kapanpun di medsos pribadi.
Dengan cerdas Om Arbain melontarkan analogi, sekaligus mempercayai seleksi alam akan berlangsung. Hal ini ibarat, setiap orang mempunyai dua tangan, namun hanya segelintir orang bisa menjadi pemijat. So, tak perlu takut dengan banyaknya fotografer. Karena skill setiap orang tidak sama, dan ini menjadi pembeda  bagi siapa yang ahli dan siapa yang tidak.