Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

BCA Siap Dukung Inovasi Teknologi

3 Juni 2016   03:51 Diperbarui: 3 Juni 2016   04:32 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) - dokumentasi pribadi

Keseharian manusia masa kini, sudah begitu berhubungan erat dengan teknologi. Nyaris dalam duapuluh empat jam, tak bisa lepas dengan benda yang berbasis teknologi.

Coba kita ambil contoh kecil !

Untuk membangunkan dari tidur lelap, dari malam orang memasang alarm via smartphone. Saat ini  ada gelang tangan khusus, berfungsi untuk mengukur aktivitas tubuh seharian. Ada juga lho, alat yang bisa mendeteksi kategori tidur antara sleep dan deep sleep. Kemudian berapa jumlah kalori terpakai, saat melakukan olah raga seperti berenang, jogging atau kegiatan lain. 

Hendak berangkat kerja atau bepergian, orang tak perlu keluar rumah untuk mencari ojek/ taxi karena bisa lewat aplikasi online. Untuk makan siang, bisa dipesan hanya dengan menggerakkan ujung jari. Untuk belanja tak perlu berdandan, bisa dilakukan sambil duduk santai di teras. Pendek kata, semua kegiatan disulap sedemikian praktis.

Beberapa waktu lalu kita lihat bersama, banyak perusahaan yang dulunya ternama kini gulung tikar musababnya kurang berinovasi. Sebut saja nama Fuji Film, Kodak, Nokia, akhirnya terlindas oleh perkembangan jaman. Media konvensional/ cetak yang pernah jaya, akhirnya menemui senja kalanya. Kasus yang masih lekat di benak adalah demo taxi terkenal, karena bertumbuhnya taxi via aplikasi online.

Inovasi adalah kata kuncinya!

Lantai 22 menara BCA disulap sedemikian rupa, ornamen warna warni menghiasi ruangan. Saya bersama  empat kompasianer's lain, tergabung dalam semarak acara Kafe BCA. Panggung ditata layaknya Kafe, dengan meja khas dan kursi tinggi tanpa sandaran. Background pangung dibentuk seperti dinding yang menonjolkan bata, dipadu aneka hiasan bentuk piring gelas buatan dan benda khas kafe. Suasana kafe sangat terasa, sesuai dengan acara yang dihadirkan.

Alunan group vocal dari lima karyawan BCA, menemani sepanjang awal acara. Lagu-lagu yang dibawakan easy listening, diaransemen layaknya sebuah orkestra. Sungguh saya rasakan, seperti menikmati sajian musik berkelas. Jadi teringat dengan karya musik (alm) Elfa Seciorya, yang memiliki group vokal Elfa's singer.  Penataan nada dan pembagian suara sangat harmoni, menghadirkan nyanyian yang megah.

Jarum pendek berada di angka dua, saatnya acara talkshow Kafe BCA segera dimulai. Secara spesial mengetengahkan tema, "Inovasi Teknologi Sebagai Nilai Tambah Perusahaan"

Bapak Jahja Setiaatmadja, selaku Presiden Direktur PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) menyampaikan dalam sambutannya "Perbankan itu dulunya konvensional, tetapi kalau dilihat kedepan dengan ada alternatif pembayaran, alternatif yang memudahkan semua lapisan masyarakat untuk menggunakan teknologi. Maka kalau perbankan itu tetap pada metodologi dahulu, tiba-tiba ibarat orang tidur waktu terbangun sudah ketinggalan. Kita harus terus mengembangkan teknologi, terus berusaha melakukan adaptasi. Dulu waktu membuat program mungkin perlu bulanan, saat ini terbilang sangat cepat bahkan dalam hitungan hari."

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) - dokumentasi pribadi
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) - dokumentasi pribadi
-00-

Acara Talkshow dipandu moderator Yuswohady, menghadirkan lima narasumber ; Hermawan Thendean (Execuitve Vice President IT PT. Bank Central Asia Tbk (BCA), Romi Satria Wahono (Dosen, Peneliti, Technopreneur), Yanty Wijaya (Head of Marketing Communication PT. Dwidaya World Wide - Dwidayatour), Enda Nasution (Bapak Blogger Indonesia, IT dan founder Sebangsa.com) dan Fariz Tadjoedin (Juara 1 Finhacks BCA).

Pembicara pertama Romy satria Wahono, menyajikan kondisi Indonesia yang memilik potensi Teknologi.

Indonesia adalah Big market karena jumlah penduduk besar, saat MEA datang negara tetangga menyerbu Indonesia. biaya investasi Teknologi di Indonesia terbilang tinggi, namun upah Sumberdaya manusia murah.

Problemnya juga banyak, IT Spending dari beberapa data 200 T dipakai untuk membeli infrastrutur teknonogi (software/ hardware). Di Indonesia tempat paling nyaman untuk outsourching, karena mau dibayar murah dengan pertimbangan skill. Karena pasarnya besar, maka tempat yang tepat untuk menjual jasa/layanan. Rasio masyarakat yang mau berwiraswasta hanya 1%, padahal di negara tetangga Malaysia sudah 4%. Apalagi di kota kota daerah, orang lebih senang menjadi PNS.

Hal jamak terjadi pada mahasiswa jurusan IT, saat membuat skripsi temanya hampir seragam. Yaitu ingin merubah yang semula manual, kemudian akan dibuatkan software. Karena terlalu banyak ide software, maka tak memikirkan apakah ada manfaat atau tidak.

Ide software aplikasi gojek itu nilainya 4 trilliun sementara harga coding ratusan juta, tapi tidak keluar dari sarjana di Indonesia. apa sebabnya, karena yang dipikirkan sama (seperti tema skripsi).

-00-

Ibu Yanty Wijaya dari Dwidaya Tour, menjadi pembicara kedua mengatakan "Dwidaya tour sudah berusia 49 tahun, memiliki network lebih  80 di seluruh Indonesia. Menjual ticket pesawat, hotel, paket tour, crusie, travel insuranse dan layanan 24 jam.

"Hampir setiap acara Garuda indonesia travel Fair, Dwidaya selalu meraih penjualan terbesar semua berkat pengembangan teknologi" Jelas Ibu Yanti

Teknologi dan e-commerce sangat menjadi concern, terbukti konsumen mengetahui promo dari website Dwidaya Tour. Prosentase transaksi online juga mendominasi, dilakukan oleh konsumen.  Bahkan konsumen juga diajak mengatur paket tour sendiri, tanpa khawatir paketnya cancel mendadak padahal sudah membayar.

Pada event BCA Travel Fair pada 2015  issued 3170 tiket, pada tahun 2016 naik 319% atau issued 13.293 tiket. Kenaikan ini karena dampak centralized, yaitu memanfaatkan teknologi.

Saat ini Dwidaya tour menerapkan,

  • -Centralized yang memungkinkan Cross Selling ( tidak hanya tiket dijual tapi hotel dsb)
  • Tour Managemnet sistem
  • ITANK (booking online) memungkinkan mendapat harga paling bagus
  • Website ; sebagai sarana untuk menjual Tour (sehingga konsumen tak perlu face to face dengan marketing dan real time)

Untuk saat ini komposisi penjualan online dan offline, Dwidaya Tour berada pada 70 % ; 30%. Karena di luar Jakarta, biasanya konsumen lebih nyaman datang langsung ke cabang.

-0-

Enda Nasution, Bapak Blogger dan Penggiat Media Sosial (dokpri)
Enda Nasution, Bapak Blogger dan Penggiat Media Sosial (dokpri)
Enda Nasution sebagai narsum selanjutnya, beliau penggagas Pesta Blogger dan penggiat medsos. Mempertajam tentang fenomena yang terjadi terhadap medsos, bahwa setiap orang bisa menjadi reportase. Smartphone yang dilengkapi kamera, membuat penyebaran berita sangat cepat.

Budaya Indonesia adalah senang terkoneksi, kasus Prita tahun 2009 meledakkan pengguna Facebook. Pada awal tahun 2009 sejumlah kurang dari 1 juta , tak dinyana pada akhir tahun 2009 sejumlah 16 juta pengguna. Sekaligus menempatkan Indonesia sebagai pengguna FB terbesar nomor dua di dunia, namun tahun ini Indonesia menduduki peringkat keempat. Padahal akses internet kurang bagus di Indonesia, sehingga tertinggal dari sisi conectifity.

Trend Indonesia terhadap internet, sebenarnya masih dibawah negara negara di Asia. Namun posisi Indonesia wellcoming, sekitar 30% pengguna aktif dan 70% menjadi potensi. Saat ini yang terjadi di Indonesia, media konvensional cenderung menurun beralih ke internet.

Perilaku masyarakat internet, pada medsos twitter dikenal dengan Hasteg #KelasMenengahNgehek. Pada kelas yang pengeluaran dua juta-an sebulan, perilakunya tergolong "kampungan". Mereka reaksinya terlalu cepat dan suka menghujat, tapi apa yang dihujat akan cepat dilupakan. Misal saat ada discount donut 50% dihujat, padahal yang share juga ikut antre.

Medsos FB masih paling mendominasi, tak disangka adalah Instagram mulai menggeser twitter.

"Kalau di dunia medos buat having fun saja, yang serius di kehidupan nyata saja.  Jadi santai saja, apalagi di Indonesia ada UU ITE. Bahwa  pencemaran nama baik hukumannya lebih berat, dari pada mencemarkan secara langsung" pesan Enda.

--0--0--

Hermawan Thendean dari BCA, mengupas Teknologi di balik BCA.  Yang membedakan satu perusahaan dengan lain, adalah inovasi apakah benar atau yang memberi dampak.

Proses Inovasi di BCA dilakukan adalah sama dari tahun ke tahun, tapi alasannya yang berbeda setiap masa. Alasannya adalah menyesuaikan kondisi masa kini, dengan kemajuan teknologi.  Seperti trend belanja online, tentu harus dibarengi dengan pembayaran online juga. Kondisi yang terjadi di dunia bisnis apapun, otomatis terjadi juga di dunia perbankan.

"Inovasi tidak boleh ditunda besok atau lusa, tapi harus hari ini. Perubahan- perubahan teknolgi, harus menyesuaikan perubahan jaman" tegas Hermawan Tendean

Secara teknologi BCA telah melakukan perubahan, anda pasti mengenal mobile banking, internet banking. Saat ini untuk inovasi, BGA mendekatkan diri pada siapapun yang memiliki ide inovasi. Yaitu dengan mengadakan event kompetisi, untuk menyaring ide masayarakat yang berkualitas.

Dalam pengembangan product, mulai dari karyawan, nasabah, customer, developper dianggap sebagai bagian dari BCA. Setiap meluncurkan produt baru, selalu memperhatikan respon dari banyak pihak. Semua product yang dipersembahkan, diharapkan menambah trust semua pihak.

--0--

Fariz Tadjoedin adalah Juara 1 Finhacks BCA, mejadi narsum pamungkas sharing tentang dunia developer dan aplikasi yang dimenangi.

Bahwa untuk menjadi programer yang handal, harus memiliki logika yang bagus dan jam terbang mumpuni. Optimasi server sangat penting, karena akses banyak salah sedikit saja bisa nge hank. Seperti  smartphone yang terus digunakan, maka akan cepat panas dan batereinya boros. Programer sangat erat hubunganya, dengan IQ dan pengalaman.

Peluang dan tantangan programer, programer punya sumberdaya tak terbatas tanpa modal. "Peluangnya bisa freelance programer, sehari ada 500 proyek dengan saingan seluruh dunia. Sehari bisa ambil 4 proyek, namun sehari saja tidak belajar akan tertinggal" jelas Fariz.

Fariz termasuk sering menang kompetisi programmer, untuk tahun ini sudah tiga kali menang termasuk event dari BCA.

Narasumber yang hadir di Kafe BCA - dokumentasi pribadi
Narasumber yang hadir di Kafe BCA - dokumentasi pribadi
--00--oo--00--

Sepanjang acara Kafe BCA, saya tercerahkan dengan kata kunci yaitu "Inovasi Teknologi". Tanpa menyesuaikan masa yang berlangsung, ibarat tinggal menghitung waktu untuk redup. Banyak contoh sudah terlihat di depan mata, betapa perusahaan besar sekalipun bisa gulung tikar karena tak berinovasi.

Perubahan juga musti diaplikasikan pada setiap pribadi, kalau tak mau mengembangkan diri juga akan tertinggal. Kalau ingin memenangkan kompetisi, harus pintar dan cekatan menangkap fenomena yang terjadi.  Betapa di dunia ini semua serba tidak pasti, yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri (salam)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun