[caption caption="Illustrasi screen short Kompasiana (dokpri)"][/caption]
Sejak bergabung di Kompasiana  hampir dua tahun lalu, banyak sudah blog competition saya ikuti. Selain yang diadakan internal Kompasiana, tak ketinggalan mengikuti blogcomp yang diadakan dari produk langsung atau instansi. Satu hal yang mendongkrak motivasi ikut dalam blogcomp, (bagi saya) adalah hadiah yang disediakan oleh penyelenggara. Akibat lain yang mengikuti, mengasah kemampuan tulis menulis
Coba, siapa menolak ?
Uang tunai dengan jumlah menggiurkan, barang elektronik yang menjadi incaran. Tak jarang  tersedia juga, paket perjalanan ke luar kota atau ke luar negeri. Hadiah yang menjadi iming-iming, tentu membuat kepincut. Â
Saya langsung mencari ide, demi mendapatkan satu diantara hadiah yang tersedia. Biasanya (mungkin kompasianer lain) kerap dilakukan, membaca tulisan K'ers yang langganan menang blogcomp. Dari mereka yang sering juara, saya terapkan teori ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Beberapa nama Kompasianer sudah masuk kantong saya, sering tulisannya menjadi "mentor" bagi saya.
Segala upaya saya kerahkan, memikirkan sudut pandang tulisan yang hendak dituangkan. Tak lupa menciptakan alur cerita akan dikembangkan, sekaligus menyiapkan foto pendukung. Agar dapat menjiwai isi tulisan, mengambil dari pengalaman pribadi agar dapat feel nya.
Setelah persiapan matang, baru menulis dan simpan file. Perlu beberapa kali revisi, untuk akhirnya Pede di publish. Setelah posting, baca berulang kemudian share di medsos, tinggal menunggu hasil penilaian dewan juri.
Saya termasuk orang, yang mencari aman mengirim tulisan. Selama mengikuti blogcomp, seingat saya baru sekali publish mendekati deadline. Itupun karena saya lupa tanggal, dan mengira tidak ada blogcomp. Saya tidak mau ambil resiko, gagal publish saat batas akhir dalam hitungan menit. Jauh-jauh hari, saya siapkan agar bisa beberapa kali revisi baru dipublish.
Mungkin tidak sepaham dengan saya, ya gak masalah (hehee). Cara saya juga belum tentu manjur, jadi hanya cara personal saja. #abaikan.
Tentang Ide ditiru?
Keyakinan saya Ide orisinal tak bisa dicopas, kalaupun ada yang meniru bahasanya pasti beda dan sudut pandang tak sama. Ramuan bahasalah, yang hanya bisa dimiliki satu orang. Karena setiap kita, diciptakan istimewa tak bisa dicopas. Toh kalau memang sudah rejeki, siapa yang bisa menyangkal dan menghalangi.