Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Petualangan Wimcycle & Anakku

8 Maret 2016   05:42 Diperbarui: 4 April 2017   17:07 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah baru menyeruak, saat kakak minta dibelikan sepeda. Kami ingat Bagas sobatnya, kalau main ke rumah sudah menggowes roda duanya.  Bisa jadi ini menjadi pemicu, lahirnya keinginan itu.

Bukannya kami tak mau meluluskan permintaan, namun post untuk membeli sepeda memang tidak diadakan. Kalaupun ada amplop bertulis kebutuhan tak terduga, pasti maksudnya juga bukan untuk alokasi sepeda.

Sebenarnya di rumah sudah ada sepeda, tapi ukuran dewasa untuk ibunya berjualan kerudung. Butuh waktu cukup lama, menunggu besar si kakak duduk di sadel sendiri dengan sepeda yang ada.

"Doain ayah dapat rejeki yang banyak ya anak sholeh" nasehat sang ibu berusaha mengambil hati

-Ada Masalah, Pasti ada Solusi- Hal ini benar saya dan istri alami, saat berpikir keras bagaimana memenuhi keinginan sepeda. Harapan dan ucapan laksana doa, bisa jadi nasehat istri kala itu ditangkap dan dibawa malaikat menuju Sang Pencipta.

Sabtu sore sedang bercengkrama di ruang tengah rumah ibu, tiba-tiba Pakde (kakak dari istri) yang tinggal di Cilegon datang sekeluarga. Kebetulan kami tinggal beda komplek dengan ibu, sekitar sepuluh menit waktu tempuh dengan naik motor. Setiap akhir pekan, anak-anak diajak menginap di rumah eyangnya.

Malam itu semakin ramai, berkumpul tiga keluarga dalam satu rumah. Setiap ketemu anak-anak bermain bersama sepupu, kami orang tua berbagi cerita merekatkan persaudaraan. Hingga waktu tidur tiba, setiap keluarga masuk kamar masing-masing.

Minggu pagi kami pamit duluan, karena musti menyelesaikan pekerjaan di rumah. Siang hari anak-anak minta jatah diajak jalan,  biasanya ke Taman Kota atau sekedar keliling.

"Eh, sebentar dulu jangan buru-buru" tukas Pakde menahan langkah kami "budhe kunci mobil mana" sambungnya setengah teriak.

-TUIT-TUIT- bunyi alarm tanda pintu mobil terbuka, tak lama budhe muncul dengan tangan masih pada posisi memencet remote. Pakde beranjak dari duduknya, berjalan menuju garasi rumah eyang. Saya dan istri mengikuti, belum paham apa yang akan terjadi. Pakde membuka pintu belakang mobil, sebuah sepeda wimcycle dikeluarkan.

"Sepeda Salsa sudah tak dipakai, daripada mangkrak sebaiknya dipakai Kakak saja" kalimat pakde datar tanpa emosi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun