Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Petualangan Wimcycle & Anakku

8 Maret 2016   05:42 Diperbarui: 4 April 2017   17:07 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apalagi yang dilintasi lumayan menanjak, lebarnya tak ubah seperti jalan setapak. Saya memang pernah melihat jalan yang dimaksud, tapi belum pernah melewati sekalipun. Konon jalanan itu berhimpit dengan pohon pisang dan tanaman singkong, berakhir di belakang rumah warga.

Pernah suatu pagi tukang sayur bercerita, gerobaknya nyaris terjungkal saat lewat. Akibat sempitnya bahu jalan, tak sanggup menampung jarak dua roda. Kala itu jalan penghubung komplek ke kampung biasa dilalui, kebetulan sedang di perbaiki akibat lubang menganga.

Tapi sudahlah, nyatanya si Kakak pulang dengan selamat. Bahkan saya mengambil sisi positif, petualangan yang dilakoni sebagai cara memumpuk keberanian.

"Wah Kakak  tambah hebat" puji saya tak ingin memadamkan kebanggaanya.

Capek di wajah berangsur sirna, tampak paras itu mengguratkan perasaaan senang. Buah hati ini terlihat nyaman, mendapat tanggapan baik dari ayahnya. Senja berangsur meninggi, hembusan nafas si mbarep sudah teratur.

"Sudah, sana mandi. Lain kali kalau pergi jauh, bilang sama ayah atau bunda " Saya memberi petuah "Jangan pamitnya main ke Bagas, taunya ke kampung sebelah"

Kepalanya mengangguk mantap, setuju dengan kalimat yang didengarkan. Setelah dikira cukup, bangkitlah dari kursi kemudian masuk ke dalam rumah.

"Kakak, buruan mandi sudah sore" suara bundanya terdengar dari ruang belakang

"Iya Bunda" balas kakak setengah teriak

Kisah  Wimcycle

Ketika jagoan kami masuk TK A, ibunya sedang mengandung calon adiknya. Kemudian setelah duduk di TK B, barulah anak kedua kami perempuan hadir menyemarakkan keluarga kecil. Memiliki anggota keluarga baru pasti menyenangkan, pada sisi lain menambah pengeluaran. Tapi bagi saya dan istri tak masalah, toh rejeki dijamin Sang Pemilik kehidupan dan uang bisa dicari beriring usaha. Yang penting bagaimana mengelola pemasukan, sehingga tidak menerapkan peribahasa "Besar pasak daripada Tiang". Setiap pemasukan harus disiplin, dialokasikan pada post pengeluaran semestinya. Tak kalah penting, disiplin menggunakan sesuai bagiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun