[caption caption="Gambar dipinjam dari Indonesiafilmcenter(dot)com"]
Namun akhirnya deal, Sari mendatangi tempat berjeruji besi ini. Awalnya dari rasa iseng Sari, tak disangka membuat masalah menjadi rumit. Alex yang melindungi sang kekasih, terpaksa menerima tindakan kekerasan.
00o00
Adegan demi adegan dalam film ini cukup natural, termasuk melibatkan penduduk di perkampungan. Saat di kost perempuan, atau di pasar tempat membeli DVD bajakan. Semua adegan terkesan sangat-sangat alami, seperti layaknya keseharian masyarakat ibukota.
Pemeran utama, benar-benar tak peduli dengan wajah tampan dan cantiknya. Chicko memanjangkan rambut, kumis serta jenggot dibiarkan tumbuh lebat. Pun Tara Basro tampil total, tak tampak sedikitpun polesan make up pada wajahnya.
Potret masyarakat kelas bawah Indonesia ada di film ini, termasuk situasi penjara dan politisi yang kerap diberitakan media. Demontrasi mengkritisi kebijakan, tak sepenuhnya berpengaruh pada ulah oknum pejabat. Kualitas Joko Anwar sebagai sutradara handal benar teruji, mampu menampilkan cerita yang begitu real.
Sebelum tayang di bioskop di Negri sendiri, A Copy of My Mind justru melanglang ke manacanegara. Bermulai dari mengikuti picthing di Asian Project Market, project disaring menjadi 20 dari ribuan project seluruh dunia. Kemudian Film ini masuk dalam kompetisi, di Venice Film Festival Itali. Kemudian ke Toronto International Film Festival (TIFF), dan ke asal project di Busan Film Festival.
[caption caption="Suasana Pressconf (dokpri)"]
Bagaimana kisah Sari, setelah tahu kekasihnya mendapat perlakuan tak menyenangkan. Bagaimana dua orang biasa, menghadapi ketersangkutannya dalam urusan politik. Pembaca yang sudah penasaran, tunggu tanggal main pada 11 Februari 2016 di bioskop. (salam)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H