Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Support Film Pendek, KompasTV Selenggarakan FFPI 2015

27 Januari 2016   04:28 Diperbarui: 27 Januari 2016   05:02 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, dicarikan musuh yang lebih besar namun buktinya anak kesayangan menang. Begitu masuk final, strategi kedua ditempuh. Memasukkan katak dalam karung, agar si anak merasa jijik dan gagal. Yang terjadi sebaliknya, justru karena ada binatang yang ditakuti lari anak kecil ini semakin kencang meski memakai karung.

Kemenangan tentu membuat gelisah,  si ayah terpaksa menjual sapi untuk memenuhi keinginan anak pergi ke Hong Kong. Pada saat proses negosiasi deal, hendak dilakukan serah terima uang. Namun pada saat bersamaan, si anak berteriak membatalkan niat ke Hong Kong. Rupanya gara-gara melihat di internet, di Hong Kong terkenal makanan Swi kee alias makanan berbahan kodok.

Nilep

Kisah dua anak  lelaki SD, nilep (mengutil) mainan gigi drakula dari seorang pedagang mainan. Ketika ketahuan dua teman lain, disarankan mengembalikan mainan yang diambil. Berempat menuju rumah sang pedagang, namun nyali penilep ciut. Kawatir akan dihukum pemilik mainan, akibatnya badan kecilnya sakit. Maka inisiatifpun diputuskan, mengembalikan mainan dengan cara lain.

Keesokkan hari tukang pos datang, membawa sebuah paket untuk pedagang mainan. Wajah heran langsung menguasai, sekaligus memendam rasa penasaran. Setelah paket dibuka, ternyata mainan gigi drakula diterima. Sembari secarik surat, berisi permohonan maaf meski tak mengaku nama.

Bubar Jalan

Kisah pemimpin upacara bendera, disebuah sekolah Dasar. Ketika upacara hendak dilangsungkan, si pemimpin mulai tak enak badan. Beberapa kali seperti hendak muntah, bahkan sampai ke kamar kecil. Karena waktunya serba mepet, tak ada pilihan kecuali melaksanakan tugas.

Tentu bukan tugas mudah, menahan rasa sakit sambil dituntut bersikap sempurna di tengah lapangan.  Susunan upacara dimulai, mulai dari menyiapkan barisan sampai laporan kepada inspektur upacara. Mata sang pemimpin upacara berkunang kunang, berdirinya beberapa kali hendak tumbang.

Namun sanggup juga bertahan, hingga saat pengibaran bendera merah-putih.  Penghormatan bendera dimulai, berkumandang lagu Indonesia Raya. Akhirnya sang saka berada di puncak, namun posisi tangan memberi hormat belum juga diturunkan. Akibatnya Inspektur upacara menengok, melihat mata sang pemimpin upacara tertutup.

Beberapa upaya dilakukan, memberi kode dengan mengeluarkan suara "Sssttt". Sekali dua kode tak direspon, setelah suara agak kecang baru terdengar. Karena kaget dan tak ingat tugas, pemimpin upacara langsung memberi aba-aba "Bubar Jalan".

Opor Operan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun