Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Paduan Horor, Romantic dan Semi Detektif dalam Film Senior [Komik Nobar]

10 Januari 2016   09:17 Diperbarui: 10 Januari 2016   12:24 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DAMMMMM!!!!!

Adegan awal film Senior, berhasil membawa suasana horor. Ketika saya melirik sebelah kanan kiri kursi, beberapa penonton ada yang memalingkan muka sembari mengangkat telapak tangan menutupi matanya.

Ketegangan berlangsung sekitar sepuluh menit, langsung berpindah ke suasana sekolah perawat di siang hari. Nafas penonton perlahan lega, setelah menahan tegang terbawa suasana. Beralih pada keseharian Mon, yang memiliki kemampuan mendeteksi adanya arwah melalui indera penciuman. Akibatnya sangat fatal, Mon sering berbicara dengan arwah meski sedang berada di tempat umum. Maka gadis ini sering mendapat bully, dan dianggap tidak waras oleh teman dan gurunya.

Adalah Senior diperankan Pongsakorn Tosuwan, sang arwah yang kerap mengikuti Mon. Lelaki muda yang meninggal 30 tahun silam, masih penasaran dengan orang yang membunuhnya. Pada saat yang sama, Mon memiliki sahabat bernama Ant. Gadis satu asrama ini, mengalami bully seperti halnya Mon.

Maka kisahpun bergulir, antara menyibak misteri masa lalu dengan masa kini di sekolah perawat tempat Mon menimba ilmu. Ant akhirnya meninggal bunuh diri, karena semakin depresi tak tahan menghadapi kenyataan. Kemudian pada saat bersamaan, Mon mendatangi orang-orang yang ada kaitannya dengan Senior. Dua sosok beda masa, harus berjibaku dengan teka teki.

Hingga sampai pada satu titik, bertemu dengan pembunuh yang dicari dan masih hidup sampai sekarang.

000o000

Meikmati Senior, penonton disuguhi tiga genre cerita sekaligus. Horor, romantic dan detektif dalam satu film. Flash back masa lalu, selalu beriring dengan keseraman-keseraman yang ada. Senior yang kerap mengikuti Mon, sempat merasa cemburu saat Mon melewatkan makan malam dengan lelaki yang mengincarnya. Sementara kisah menguak pembunuhan, mengajak penonton mengira-ngira pelakunya.

Hanya satu hal yang saya catat, konflik yang dihadirkan terlalu banyak dan kompleks. Sehingga cerita melebar kemana-mana, penonton (mungkin) bisa kehilangan focus. Kamatian Senior dan kematian Ant, berbeda motif dan latar belakang mengantar penonton bercabang konsentrasi. Kemudian Senior yang notabene arwah, tapi keluar masuk ruangan harus membuka pintu (biasanya kan tembus).

Selebihnya, berhasil membuat penonton berdebar-debar dan ikut berpikir tentang siapa pembunuh sebenarnya. Pembaca yang turut penasaran, segera ke bioskop terdekat menyaksikan film Senior. (salam)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun