[caption caption="Acara Kompasiana Nangkring Bersama JNE (dokpri)"][/caption]
Smartphone seolah menjadi benda wajib, ada dalam genggaman tangan setiap manusia masa kini. Dari bangun tidur yang dicari adalah smartphone, menjalankan aktivitas keseharian didukung smartphone, sampai hendak ke peraduan smartphone ada di tangan. Kalau saja alat canggih ini luput terbawa, rasanya seperti ada yang kurang.
Kini smartphone berevolusi, tak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi. Telephone cerdas mulai memiliki multi peran, mampu mengakomodir kebutuhan pemiliknya.
Sebagai sumber informasi, sudah pasti kita dapat mengakses aneka situs mulai berita serius, hiburan sampai ringan. Sebagai ajang narsis, sudah tentu memanfaatkan fasilitas kamera depan dan belakang. Fitur games sangat menyelamatkan sang pemilik "mati gaya", saat suntuk dalam antrean ambil obat apotek misalnya atau antrean dalam antrean panjang di counter Bank. Benda canggih ini pula, sebagai sarana bersosialisasi melalui medsos (Facebook, twitter, Instagram, Path). Mempertemukan kembali, bahkan teman lama semasa SD di pelosok kampung nun jauh di sana.
Itu saja ? Belum dong....
Ternyata melalui smartphone pula, bisa menambah income dengan berjualan online.
Caranya ?
Istri saya kebetulan berjualan makanan beku, sekarang jualannya bertambah. Mulai dari menspad (pembalut yang bisa dicuci), abon ikan, kelambu dan macam macam. Kerap saya perhatikan profile picture di BBM-nya berubah-ubah, hari ini gambar dagangan ini besok dagangan itu. Tak lupa pada kolom status BBM juga di tulis, promo yang berlangsung (misalnya) selama satu minggu atau discount 50% untuk 10 pembeli pertama atau memanfaatkan moment hari besar (lebaran, tahun baru, natal dsb). Begitu kreatif menyusun kalimat dan promosi, demi menarik pelanggan tergerak membeli.
[caption caption="Gadget dalam keseharian (dokpri)"]
Pun saya tak ketinggalan melakukan hal serupa, demi membantu istri jualan. Group inbox facebook atau WA dimanfaatkan, mengirim pesan berisi penawaran. Karena pertemanan di medos saya sudah lintas kota dan provinsi, tak jarang teman memesan barang, berada jauh dari jangkauan.
Bagimana cara kirim ?
Tak perlu risau, urusan kirim mengirim barang sangat terbantu dengan jasa pengiriman. JNE sering saya jadikan andalan, mengirim barang ke pelanggan. Apalagi agent JNE tersebar di mana-mana, sungguh memudahkan kirim barang pesanan pelanggan.
(by the way saya pernah ulas secara khusus, pada artikel Bersama JNE Memulai Usaha )
Oo0oO
O'ya, tahun ini JNE tepat berusia 25 tahun. Sebuah perjalanan yang tidak sebentar, pasti melewati banyak onak duri dan kenyang pengalaman. Mampu bertahan selama seperempat abad, tentu membutuhkan strategi dan inovasi agar tetap survive dan berkembang.
PT.Tiki Jalur Nugraha Ekakurir, sebagai salah satu pemain utama dalam industri logistik. Sejalan dengan visi perusahaan, yaitu menjadi perusahaan rantai pasok terdepan. JNE berkomitmen berperan aktif, mendukung kemajuan perekonomian nasional dengan memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan setia JNE.
Trend belanja online yang terjadi dewasa ini, sangat menguntungkan perusahaan Jasa kurir. Konsumen terasa dimanjakan, tak perlu beranjak kemana-mana untuk belanja. Kini trend sedang berlangsung, belanja tak perlu repot ke mall atau pasar. Cukup melalui smartphone, mengakses situs belanja online tinggal memilih barang yang dibutuhkan.
Praktis mudah dan hemat, tak harus keluar rumah terjebak macet atau berdandan dulu.
Menurut lembaga riset Frost & suilivan, konsumsi domestik berhasil mendorong pertumbuhan mewakili 50% dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara. Perkembangan teknologi dan penggunaan internet, industri e-commerce melesat naik memberi dampak positif bagi sektor logistik. Hal yang tak bisa dielakkan, sektor logistik akan memainkan peranan yang cukup vital serta potensial untuk dikembangkan.
Bapak Mohammad Feriadi, selaku Presiden Direktur JNE mengungkapkan, " Sepanjang 2015 JNE telah menunjukkan komitmen dan pertumbuhan yang signifikan, terlihat dari solidnya pertumbuhan kinerja bisnis kami. Hal ini turut didukung oleh investasi yang berkelanjutan dalam inovasi produk dan layanan yang berfocus pada kebutuhan pelanggan, sehingga setelah 25 tahun menyediakan aksebilitas, kami akan terus berupaya memberikan layanan terbaik sebagai jasa kurir terdepan".
Sebagai perbandingan pada kuartal 3 2015, total pendapatan tumbuh 30% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Total pegiriman sebanyak 12 juta kiriman perbulan atau 400 ribu kiriman per hari, di dukung oleh kinerja 13 ribu karyawan di seluruh Indonesia.
Dengan traffict pengiriman yang sebegitu besar, saya jadi membayangkan betapa sibuknya tenaga pengiriman.
Kebetulan pada 2014, saya beruntung bisa bergabung dalam kemeriahan Ultah JNE ke 24 di pelataran candi Prambanan. Masih terbayang jelas di ingatan, suasana acara yang begitu megah. Kala itu sering terdengar, disebutkan istilah "Ksatria JNE". Mereka Ksatrira JNE begitu di apresiasi, sebagai salah satu ujung tombak JNE.
Siapa Ksatria JNE?
Mereka adalah tenaga pengiriman, yang mengantar barang konsumen sampai ke tangan yang tepat. Para ksatria-lah yang berhadapan dengan penerima kiriman, membawa sebagian "wajah" JNE.
Tahun ini JNE memperingati hari ulang tahun ke 25, tema yang diusung adalah "25 Tahun Merangkai Nusantara". Demi meningkatkan layanan pada pelanggan ke tahap baru, JNE melakukan pengembangan di beberapa sector, antara lain ; infrastruktur, IT, Sumberdaya manusia dan network. Komitmen JNE terus melakukan inovasi demi memberi kemudahan pada pelangan, salah satunya merilis website perusahaan yang baru.
Bapak Abdul Rahim Tahir, selaku CEO Group JNE mengungkapkan "Kami melakukan beberapa peningkatan pada infrastruktur, termasuk asset digital kami. Inovasi terbaru dalam website, merupakan wadah layanan pelanggan dirancang secara unik agar pelanggan dapat mengawasi pengiriman dan pengantaran secara maksimal".
Memasuki 2016, inovasi sudah dipersiapkan dengan tujuan mempermudah masyarakat dalam memperluas aksebilitas. Salah satunya komitmen menambah 500 titik layanan JNE seluruh Indonesia, mulai dari kota besar sampai tingkat kecamatan hingga tahun 2018. Sementara sampai saat ini, titik layanan JNE telah mencapai 5.000 titik layanan.
00o00
[caption caption="website JNE versi mobile (dokpri)"]
Pada 12-12 (12 desember) ditetapkan, sebagai Harbolnas kependekan dari Hari Belanja Online nasional.
Berita yang terkabar, situs penyedia belanja online "kebanjiran" order. Bahkan ada yang memperpanjang waktu kerja, dengan memberi jam lembur pada karyawan. Hal yang terjadi berdampak positif, omset penjualan naik berliat-lipat.
Berita yang beredar tentu membawa angin segar, terkhusus bagi industri logistik. Belanja online erat kaitannya dengan logistik, posisinya sejajar dan berkesinambungan. Pada titik ini jasa pengiriman berperan penting, terutama pada ketepatan pengiriman.
Saya pribadi pernah mengalami hal tak mengenakkan, perihal belanja online. Makanan abon yang notabene saya jual lagi, saat diterima ternyata hilang satu pax. Sebelum complain ke jasa pengirim, saya sempat "curhat" kepada agent pegiriman terdekat. Saya ditanya apakah packingnya rusak. Saya mengaminkan pertanyaannya. Kondisi bungkus memang sobek, pengantar saat itu mengakui degan menunjukkan lakban berulang pada bungkus makanan.
"Mustinya bapak jangan terima barang itu" ujar agen tersebut.
Saya seperti berada dipersimpangan, mengingat abon yang diterima adalah pesanan pelanggan. Yang ada di pikiran saat itu, adalah bagaimana supaya pelanggan segera menerima ordernya. Maka tanpa panjang pikir, segera saya terima dan mendapati barang tidak sesuai jumlahnya.
Untung pihak pengirim bersedia mengganti kekurangan barang, "saya akan pindah jasa pengiriman Pak" ujar produsen abon saat itu.
Ketika acara Nangkring Kompasiana bareng JNE, saat ini JNE memiliki layanan PESONA (Pesanan Oleh-Oleh Nusantara). Khusus untuk PESONA, akan disediakan packaging khusus demi keamanan oleh-oleh yang dikirim. Sebagai masyarakat besar berharap, PESONA menjadi solusi masalah pengiriman makanan. Pengirim dan penerima sebagai penikmat jasa logistik, tidak was-was dengan barang yang sedang dikirim melalui JNE.
[caption caption="Layanan Jesika (dokpri)"]
Selain PESONA ada layanan spesial, berupa Jemput ASI Seketika (JESIKA). Layanan ini khusus untuk ibu menyusui yang berkarir, agar tetap bisa memberi ASI pada bayinya. JESIKA ditangani oleh kurir wanita, dengan kendaraan yang disertai perlengkapan khusus.
Iwan Setiawan yang hadir sebagai Narsum pada acara nangkring, cukup cerdas memberi analogi. Bagaimana JNE bisa membuat sebuah situasi, pengirim barang ibarat Ibunda Musa melepas bayi calon nabi di sungai Nil yang ganas. Jadi pengirim merasa was-was menyerahkan barang, pun penerima tak kalah deg-degan menunggu kiriman sampai. Akhirnya Musa berada pada orang tepat, diasuh istri Firaun hingga menjadi manusia mulia.
Langkah JNE tak diragukan, pada 2016 sudah disiapkan dana investasi sebesar lebih Rp.400 milliar akan didistribusikan Rp 55 milliar untuk pengembangan teknologi dan lebih dari Rp.400 milliar untuk pengembangan infrastrutur.
Pada ujung tulisan, secara pribadi saya menyampaikan selamat ulang tahun ke 25. Semoga inovasi JNE terus tiada kenal henti, tumbuh menyertai masyarakat yang semakin kreatif. (salam)
[caption caption="Acara Kompasiana Nangkring Bersama JNE (dokpri)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H