[caption caption="foto dipinkam dari marketbisnisdotcom"][/caption]
Pernah suatu ketika, saya mendapat kesempatan pergi keluar negri beberapa tahun silam. Kali pertama beranjang sana, persiapan dilakukan sekitar sebulan sebelum keberangkatan. Paspor menjadi senjata utama, diserahkan ke travel untuk diurus visanya. Kemudian koper bersama perlengkapan termasuk obat pribadi, disediakan secukupnya selama di tanah orang. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, adalah mata uang yang berlaku di negara tujuan.
"Tidak mungkin kan, bertransaksi dengan uang Rupiah di negara orang"
Masih teringat langkah-langkah saya terapkan, untuk membeli mata uang asing. Beberapa bank sempat saya telephone, mencari informasi nilai kurs. Kemudian membuka buku kuning tebal keluaran perusahaan telekomunikasi, menyusuri lembar halaman khusus money change. Kemudian menelpon satu persatu, meminta informasi harga mata uang asing yang diperlukan.
"Sebuah transaksi yang sangat manual ya kawan's"
Satu hal yang saya dapatkan, setiap tempat memberi rate berbeda. Maka tak ada pilihan lain, kecuali hunting mencari perbandingan. Setelah beberapa bank dan money changer dihubungi, akhirnya mendapat harga paling rendah. Meski selisihnya sebenarnya terbilang sangat tipis, toh akhirnya menjadi pilihan.
Sayapun memilih, membeli mata uang asing di money changer.
"Pak, nanti kalau ke sini cari saya (sebut saja namanya) Novi" pesan petugas dari ujung telepon mengakhiri percakapan.
Kala itu baru sekali berurusan dengan money changer, saya hanya bisa mengambil kesimpulan. Bahwa untuk urusan menukarkan uang, ternyata beda tempat beda harga. Bahkan saya sempat menawar harga, demi mendapat harga lebih rendah. Hasilnya petugas menuruti permintaan turun harga, meski hanya dalam hitungan serupiah dua rupiah.
Beberapa teman memberi referensi money changer, tapi untuk alasan lokasinya jauh saya terpaksa abaikan.
Ketika sampai di tempat penukaran uang, saya belum sempat menyebut nama Novi. Pegawai laki-laki muda menyambut, kemudian menyebutkan harga untuk mata uang yang saya perlukan dan ternyata lebih mahal. Baru ketika saya ingat pesan menyebut nama Novi, barulah harga kesepakatan lewat telephone yang berlaku.
Pada kesempatan bepergian berikutnya, langkah-langkah yang sama masih saya terapkan. Mendatangi money changer, dengan membuat kesepakatan harga melalui telephone lebih dulu. Bisa dibayangkan betapa ribet alias tidak praktis, makan waktu makan tenaga dan biaya pastinya.
Itu dulu, sekarang? Beda !!
Kompasiana Nangkring Bersama BCA
Menjelang sore di daerah Jakarta Pusat, kompasianers mendapatkan banyak pencerahan. Acara Nankring bersama BCA, mengusung tema Cara Mudah Kirim Uang Ke Luar Negeri. Pada kesempatan istimewa, hadir Lian Lubis selaku Senior PT Bank Central Asia Tbk, kemudian Junanto Hendriawan seorang treveller blogger dan penulis buku, dan Kompasianer Ranisa saat ini sedang berada di Seatle hadir melalui fasilitas Video Call. Acara Nangkring semakin seru, dipandu admin Kompasiana Mas Iskandar Zulkarnaen akrab disapa Mas Isjet.
[caption caption="Narsum nangkring BCA (ki- Pak Lian Lubis, ka- Mas Iwan) dokpri"]
Mas Iwan sapaan Junanto Hendriawan, bercerita seputar kegiatan travelling ke luar negeri. Otomatis sering menukarkan uang Rupiah, dalam mata uang negara yang dituju. Semula langkah yang dilakukan mirip seperti cara saya, namun dengan berkembangnya teknologi semua bisa dipermudah.
"Hanya dengan smartphone, semua transaksi perbankan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja" jelas mas Iwan "namun untuk alasan keamanan transaksi di dunia maya, sebaiknya sering ganti password"
Mas Iwan sendiri sering mengalami hal tak mengenakkan, rate valas kadang tidak menggambarkan yang sebenarnya. Sementara kesulitan transfer dialami, biasanya kendala waktu. Perbedaan waktu Jakarta dan luar negri, membuat transaksi musti diperhitungkan.
"tapi dengan mobile banking, semua masalah teratasi" ujar Mas Iwan
e-Banking BCA adalah sebuah layanan perbankan berbasis eletronik dihadir untuk solusi perbankan. Istimewanya e-Banking BCA tidak hanya bagi nasabah BCA yang tinggal di Indonesia, tetapi juga dipersembahkan bagi nasabah BCA yang tinggal di luar negeri.saat ini ada tiga jenis valas BCA, yaitu Kurs Counter Rate, Kurs bank Note, Kurs.
Menanggapi masalah keamanan transaksi electronic dari mas Iwan, untuk savety BCA berupaya memprotect nasabah "BCA selalu diaudit oleh Bank Indonesia" terang Lian Lubis
[caption caption="foto dipinjam dari berbagiinfo4udotcom"]
e-Banking BCA kini dilengkapi dengan fitur tambahan e-Rate atau electronic rate BCA, fitur ini sangat membantu nasabah memantau kurs secara real time.
Bagaimana caranya, Nasabah bisa menikmati e-Rate ?
Sangat mudah, melalui transaksi di seluruh e-Channel BCA
- KlikBCA Bisnis
- KlikBCA Individu
- ATM/ANT/ ATM Star BCA dan Jaringan Cirrus/ Master Card
- m-BCA (m-BCA STK), BCA Mobile
- BCA By Phone
- EDC NETS - Singapura
Apa keuntungannya ?
"Memberi peluang pada nasabah, mendapatkan kurs terbaik karena mengikuti harga pasar saat itu" Jelas Lian Lubis "nasabah yang wait & see tidak masalah, transaksi tidak harus mengunjungi cabang BCA" tambahnya
Tersedia 14 mata uang asing dapat ditransaksiakan ke bank lain (Outward Remittance), yaitu HKD, USD, SGD, CHF, AUD, JPY, CAD, EUR, CNY, SEK, SAR, DKK, GBP dan NZD
[caption caption="Video Call bersama Icha di Seatle (dokpri)"]
Pada kesempatan yang sama, Ranissa menyapa kompasianers di Jakarta. Melalui fasilitas video call, pelaku diaspora ini memberi testimoni tentang kebiasaan kirim uang ke Indonesia.
"Biasanya transfer dalam bentuk USD ke account BCA kemudian dicairkan dalam Rupiah" ujar Icha saat ditanya moderator tentang pengalaman bertransaksi " tapi di bank biasanya nilai kurs Dollar biasanya cenderung turun.
Pak Lian Lubis menyarankan Icha menggunakan e-Rate, Pemakaian e-Rate secara gratis untuk memantau kurs. "sementara untuk transfer account to account mengikuti ketentuan BCA" Lian Lubis menanggapi Icha.
Sedangkan untuk transfer antar rekening BCA bisa di KlikBCA Bisnis ataupun e-Channel, saat ini terdapat dua Valuta Asing yang dapat ditransaksikan yaitu USD dan SGD
e-Rate memiliki besaran maksimal transaksi, yaitu USD 25.000 dalam jangka satu bulan. Jika besaran telah tercapai, nasabah bisa bertransaksi lagi melalui cabang terdekat meyertakan document underlying sesuai peraturan Bank Indonesia No. 10/28/PBI/2008 atau menunggu sampai bulan berikutnya.
Transaksi berupa fasilitas e-Rate, memberi kurs terbaik (real time) kepada pengguna. Satu hal yang pasti, nasabah bisa memantau lewat gadget tanpa mengunjungi cabang. Artinya cara-cara lama dan manual, seperti saya ceritakan pada awal artikel bisa segera ditinggalkan.
Informasi lebih detil, anda bisa menghubungi Halo BCA 1500888, akun twiter @HaloBCA atau klik www.klikbca.com (salam)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H