Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menjadi Kompasianer Kekinian

26 Agustus 2015   07:30 Diperbarui: 26 Agustus 2015   09:23 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bedah Buku di Kompasiana (dokpri)"][/caption]

Blogger dengan segala aktivitas kebloggerannya, tak dipungkiri selalu memenuhi laman medsos. Hampir setiap waktu foto kegiatan blogger terupdate, dengan dan dari beragam pengundang. Blogger dengan gaya tulisan (katanya) bertutur, seolah dianggap mewakili testimoni enduser. Maraknya komunitas blogger seolah gayung bersambut, dengan kebutuhan pihak ketiga memanfaatkan. Maka menjadi simbiosis mutualisme antara blogger dan sponsor, keduanya saling mendapati keuntungan.

Berbasis kegemaran menulis aneka topik, memungkinkan terjadi interaksi dan kebersamaan antar blogger. Bagaimana kelanjutan 'nasib' tulisan demi tulisan, akankah menguap begitu saja seiring berjalannya waktu ?.

Kompasianers senior Thamrin Sonata (TS) menginisiasi, menggandeng beberapa k'ers bergabung dalam buku Antalogi. Kebetulan bulan Agustus ada momentum hari kemerdekaan, menjadi tema besar buku keroyokan ini. Saya pribadi merasa beruntung ikut urun (tepatnya diajak terlibat), meski cukup satu tulisan bersama 28 kompasianers. Tiba-tiba merasa buku ini sebagai 'pecah telor', setelah sekian tulisan saya publish lewat blog.

Sebelumnya sebuah naskah novel saya bawa keliling, dari satu penerbit ke penerbit lain. Setiap ditolak segera direvisi dan revisi, kenyataannya sekarang masih 'ngendon' dibeberapa penerbit.(jadi curhat yak heheee).

Ajakan Pak TS setidaknya menjadi pelipur lara, akhirnya nama dan artikel saya tersemat dalam sebuah buku.

Refleksi 70 Tahun RI

Jauh hari mendapat inbox rencana buku ini, saya mengaku cukup tertarik bergabung. Pak TS kemudian menjabarkan perihal teknis, saya memang berminat langsung meyanggupi. Maka sebelum tenggat yang sudah ditentukan, calon materi artikel buku saya sampaikan lewat email.

Pak TS memberi kebebasan dalam hal gaya tulisan, sehingga saya menulis dengan gaya sendiri. Pasalnya model tulisan saya tak lebih dari cerita keseharian, jauh dari kesan akademisi, formal yang membuat kening berkerut. Beberapa teman Kompasianers yang urun tulisan, menulis dengan minat dan sudut pandang sendiri. Hingga terbetik kabar dari Pak TS bahwa buku sudah layout, siap dicetak dan akan dibedah di kantor Kompasiana.

[caption caption="Back Cover "Refleksi 70 Tahun Indonesia (dokpri)"]

[/caption]

Refleksi 70 Tahun Indonesia menurut saya sebagai wujud kebersamaan, blogger Kompasiana (k'ers) yang dirangkum dalam satu buku. Meski buku antalogi ini adalah sudah yang kesekian, namun pada buku ini setidaknya menjadi tonggak perdana bagi saya pribadi. Secara fisik buku setidaknya memiliki bukti, pernah menuangkan tulisan sederhana dalam sebuah buku.

Bedah Buku dan Kompasianer Kekinian

Acara bedah buku sampai juga saatnya tiba, beberapa kontributor hadir dalam acara sore itu. Sebagian besar nama Kompasianers sudah saya kenal, bahkan sering berdiskusi dan kopdar. Acara yang dikemas santai dan serius jauh dari kesan formal, Pak Thamrin Dahlan, Mas Yusran Darmawan, Pak Iskandar Zulkarnain duduk sebagai narsum di pandu Admin Mbak Ella. Khusus Pak Iskandar Zulkarnain selain di buku Antalogi, beliau menulis sendiri di Buku PNPM-Mpd.

[caption caption="Bedah Buku di Kompasiana (dokpri)"]

[/caption]

[caption caption="Bedah Buku di Kompasiana (dokpri)"]

[/caption]

Memang tak semua penulis dalam buku bisa hadir sore itu, karena kendala jarak dan tempat. Beberapa nama tinggal di luar kota atau luar pulau, bahkan Bapak dan Ibu Tjiptadinata suami istri yang tinggal di Australi. Ketidakhadiran Kompasianers bukan halangan, kami menularkan kehangatan acara lewat media social.

Kami peserta hadir sebagian besar saling mengenal, duduk lesehan sambil selonjoran tentunya. Menyimak setiap narasumber berkisah, latar belakang di setiap tulisan yang dibuat. Kami peserta bedah buku yang juga kontributor, diberi ruang waktu menyampaikan pengalaman juga. Kang Pepih Nugraha tak canggung duduk lesehan, berbaur tanpa jarak dan akrab. Camilan sederhana menambah ngaririung semakin hangat, berpadu diskusi ringan penuh kekeluargaan.

Saya hanya bergumam dalam hati "apakah memiliki buku sama dengan kekinian-nya blogger" (heheee) O'ya kompasianers yang ingin mendapatkan buku ini, boleh komunikasi via inbox ya... J ( salam)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun