Kabar tak sedap mengiringi mega proyek TOL Cipali, yang menyedot mega dana ini. Tentu saja hal ini menjadi kisah pilu yang dirasakan penduduk, terutama yang terkena imbas dari proyek rakasasa. Tentang pembebasan lahan masyarakat, yang belum sepenuhnya rampung. Mas Dzulfikar secara khusus mengajukan pertanyaan, kepada Pak Wisnu Dewanto yang berada di kursi depan.
"Pihak PT. LMS sudah membayarkan dana ke pengadilan" jawab Pak Wisnu diplomatis "kasus yang berkaitan dengan harga pembebasan lahan harus menyelesaikan secara hukum"
Dalam PPP atau Public Private Partnership, wewenang dalam pembebasan lahan ada di tangan pemerintah. Hak kepemilikan tanah adalah hak pemerintah, pihak swasta dalam hal ini PT LMS tidak memiliki hak tersebut. Akhirnya saya (mungkin K-ers lain) yang mendengar jawaban, seperti tak tuntas rasa penasaran kecuali harus mencari pihak yang tepat.
O'ya k-ers, local wisdom sangat diperhatikan, dalam pembangunan mega proyek Tol Cipali. Sebuah Batu Blenong yang berada di KM 182 tetap dipertahankan, berada di sebelah kanan jalan arah Subang. Tak jauh dari keberadaan batu blenong tersebut, berdiri kawasan Pesantren Babakan Caringin. Demi mempertahankan Pesantren ini, jalan tol sedikit dibelokkan dari plan semula. Tak tanggung tanggung akibat pengalihan rute, terpaksa melakukan pengeboman karena harus membelah bukit Salam. Melewati belahan bukit salam, kompasianers seperti menyusuri lorong dengan dinding tinggi di kanan kiri.
"Tapi tempat ini bukan disediakan untuk selfie" Pak Wisnu mewanti wanti.
Sekitar jam 14.00 kompasianers usai sudah, menyusuri 116,75 Km Tol Cipali. Meski belum rampung seratus persen, namun fasilitas yang vital sudah tersedia. Toilet yang menjadi fasilitas paling vital, akan ditambah dengan toilet mobile saat mudik tiba. Sementara untuk stand penjual makanan, beberapa titik sudah berdiri. Bahkan ada satu minimarket ternama, berdiri darurat (seperti food truck) di salah satu rest area yang sedang renovasi. Hal yang paling diantisipasi PT LMS pemasangan spanduk peringatan, jangan sampai terjadi human eror seperti lelah atau mengantuk.
Kami kompasianers melanjutkan perjalanan, menuju kantor PT LMS yang terletak di Subang. Dari kantor inilah dipusatkan pantauan, terdapat televisi integrasi dari CCTV. Kondisi kantor yang sedang tahap renovasi, banyak ruangan yang masih belum berfungsi normal. Untuk sesi pamaparan dan tanya jawab, dilakukan di ruangan masjid bersebelahan dengan kantor utama PT LMS.
Sesi tanya jawab disambut antusias, berikut kilasan yang bisa saya simpulkan. Bu Ngesti pertanyaannya sangat TeOPe BeGeTe sesuai dengan concern beliau, yang kerap menuangkan tulisan tentang green. Pada kesempatan tanya jawab menyatakan kebanggaan dengan karya anak bangsa, namun beliau merasakan udara panas dan pemandangan gersang sepanjang visit.
"kapan kawasan Tol dihijaukan, kenapa tidak menanam mahoni atau pohon yang mudah tumbuh" ujar Bu Ngesti