Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kisah VOC di Pulau Bidadari

20 April 2015   06:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_411274" align="aligncenter" width="536" caption="Benteng Martello (dokpri)"][/caption]

Wisata menjadi kebutuhan penting, bagi warga Ibu Kota yang supersibuk. Selama 5 hari kerja berjibaku, dengan meeting dan kemacetan. Lelah tenaga dan pikiran menjadi akibat dari rangkaian kegiatan yang memporsir waktu. Weekend yang ditunggu tiba, tempat lazim pergi ke Puncak atau Bandung. Namun lalu lintas ke tempat tujuan tak ubahnya seperti Ibu Kota. Saat pergi yang bersamaan, menuju tempat yang sama pula membuat volume kendaraan meningkat. Kemacetan pun tak bisa dihindarkan.

Ada satu lokasi menarik menawarkan konsep heritage, Bidadari Eco Resort di Kepulauan Seribu. Lokasinya masih berada di Ibu Kota, termasuk Kabupaten administrasi Kep. Seribu. Kompasianers cukup merapat ke dermaga Pantai Marina Ancol, dengan speedboat selama 20 menit sampai di Pulau Bidadari. Penulis berkesempatan mengunjungi Pulau Bidadari, merasakan atmosfir sejarah masa lampau. Dua patung berseragam khas kolonial, berada persis tak jauh dari meja reservasi.

Pihak Pengelola memang ingin mengangkat konsep heritage untuk menarik wisatawan berkunjung. Dasar pemikiran ini tentu tak serta merta, mengingat sejarah Pulau Bidadari pada masa penjajah.

*****

[caption id="attachment_411277" align="aligncenter" width="571" caption="Batu Prasasti P. Bidadari (dokpri)"]

14294868261362208943
14294868261362208943
[/caption]

Pada abad XVII Pulau Bidadari hanya sebagai penunjang aktivitas yang berada di Pulau Onrust. Tahun 1679 VOC membangun rumah sakit, terutama bagi para penderita lepra atau kusta. Rumah sakit ini merupakan pindahan dari Angke. Konon pulau ini sempat dijuluki Pulau Sakit. Saat yang bersamaan Belanda mendirikan benteng di tempat yang sama sebagai benteng pengawas guna melakukan pertahanan dari serangan musuh karena sebelum diduduki Belanda orang Ambon pernah tinggal di pulau ini.

Sekitar tahun 1800 armada laut Britania Raya datang, menyerang pulau ini dan meluluhlantakkan seluruh bangunan. Tiga tahun kemudian pulau ini berhasil direbut kembali. Belanda menguasai dan membangun Pulau Bidadari. Tak selang lama Britania menyerang lagi. Pada tahun 1806 Pulau Bidadari kembali hancur beserta Pulau Onrust. Tahun 1827 Belanda lagi-lagi merebut dan membangun kembali mempekerjakan orang Tionghoa dan tahanan.

[caption id="attachment_411278" align="aligncenter" width="580" caption="Benteng Martello (dokpri)"]

14294869542066311144
14294869542066311144
[/caption]

Sebelum dinamai Pulau Bidadari, pulau ini sempat kosong tak berpenghuni hingga 1970. Setelah dikelola menjadi sebuah resort, akhirnya disematkan nama Pulau Bidadari pada pulau ini. Alasan pemilihan nama terilhami dari pulau sekitarnya, seperti Pulau Putri, Pulau Kahyagan, dan lainnya. Secara geografis, Pulau Bidadari berada di kabupaten administrasi Kep. Seribu, masuk wilayah DKI Jakarta.

(sumber; wikipedia)

Menilik sejarah Pulau Bidadari, terdapat tempat yang masih bertahan menjadi saksi bisu. Adalah Menara Mortello yang masih terdapat reruntuhannya, menjadi objek menarik untuk berfoto. Menara ini terbuat dari batu bata merah, berbentuk lingkaran agar senjata bisa bermanuver 360 derajat. Benteng Martello sebagai tempat pertahanan untuk meredam serangan musuh yang ingin menyerang Batavia. Meski kini sudah tak lagi sempurna, reruntuhannya masih menarik. Peninggalan bersejarah inilah yang menjadi magnet, tak dimiliki resort selain Bidadari Eco Resort.

[caption id="attachment_411283" align="aligncenter" width="539" caption="Pulau Bidadari (dokpri)"]

1429488550511638757
1429488550511638757
[/caption]

Pada lokasi ini menjadi tempat favorit untuk melakukan foto prewed. Beberapa musisi sempat shooting video klip, menggunakan Benteng Martello sebagai lokasi. Fasilitas berwisata air juga tersedia, seperti banana boat, jetski, kano. Sejumlah aktivitas lainnya seperti memancing, berenang di pantai, atau menjelajah pulau dengan bersepeda. Selain cottage dan room berbagai tipe, terdapat floating cottage yang unik. Kompasianers bisa menikmati sensasi, tidur dengan menikmati suara debur ombak pantai.

****

[caption id="attachment_411280" align="aligncenter" width="518" caption="Pulau Bidadari (dokpri)"]

14294876261220222984
14294876261220222984
[/caption]

Mengunjungi Pulau Bidadari seperti tak di Jakarta, tenang dan tenteram memenuhi perasaan. Memandang lautan lepas yang biru, dan hamparan pasir putih yang bersih. Pengelola cukup konsern pada kebersihan, sampah plastik dipisahkan dengan sampah daun. Di sudut Pulau Bidadari terdapat saung kreatif, tempat mengolah sampah menjadi kompos. Bahkan kerang yang dengan mudah didapat di pinggir pantai disulap menjadi aneka barang kerajinan. Bingkai pigura, bingkai cermin, tempat tisu, dan lainnya bisa pengunjung dapatkan.

Terdapat satu kolam lumba-lumba, pengunjung bisa berenang dengan mamalia cerdas ini. Bahkan terdapat sesi khusus untuk terapi autis, menggunakan gelombang ultrasonik dari suara lumba-lumba.

Pulau Bidadari cukup berbeda dibanding Pulau lain di Kepulauan Seribu. 60% wilayah ini terdiri dari tanaman langka, seperti pohon kepuh atau kelumpang (sterculia foetida), pohon sentigi (pempis acidula), pohon kayu hitam (diospyros maritama), pohon glodokan (polyathea longifolia), dan banyak pohon lainnya.

Terdapat dua pohon yang yang dilabeli khusus, adalah pohon rejeki dan pohon jodoh. Pihak pengelola menginformasikan di balik mitos dua pohon ini. Pohon rejeki bisa membawa peruntungan, dan pohon jodoh melanggengkan hubungan suami-istri. Namun kebenarannya wallahu'alam, percaya atau tidak sepernuhnya terserah Anda.

****

[caption id="attachment_411284" align="aligncenter" width="582" caption="Pantai di Pulau Bidadari (dokpri)"]

14294886611855895971
14294886611855895971
[/caption]

Penulis sendiri sempat dua kali datang ke Pulau Bidadari, akses sampai ke Ancol cukup mudah. Waktu pertama memakai bus Transjakarta, dari halte busway Ancol cukup berjalan kaki tak sampai 15 menit. Sedang kali kedua memakai roda dua, relatif murah dengan isi bensin sekitar dua liter. Apalagi saat hari Sabtu tiba, beberapa kantor mulai libur. Kemacetan lalu lintas Ibu Kota tentu tak seruwet saat hari kerja.

Pihak pengelola menyediakan tempat parkir yang aman selama 24 jam. Sebelum menyeberang dari dermaga, kantor reservasi dilakukan di Pantai Marina. (salam)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun