[caption id="attachment_403934" align="aligncenter" width="626" caption="Kereta Gantung (dokpri)"]
Aneka Taman sebagai sarana pengunjung, yang mencintai Flora dan Fauna
[caption id="attachment_403941" align="aligncenter" width="512" caption="Taman Burung (dokpri)"]
- Taman Anggrek
- Taman kaktus
- Taman Apotek Hidup
- Taman Melati
- Taman Bunga Keong Emas
- Taman Bekisar
- Taman Burung
- Akuarium Ikan Air tawar
- Taman Budaya Thionghoa Indonesia
[caption id="attachment_403935" align="aligncenter" width="596" caption="Taman Budaya Thionghoa (dokpri)"]
Sumber ; Taman_Mini_Indonesia_Indah
[caption id="attachment_403931" align="aligncenter" width="560" caption="Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Mini_Indonesia_Indah"]
******
Jakarta sebagai kota Megapolitan sejajar dengan kota international lainnya, pembangunan fisik terjadi secara masif dan tiada henti. Ibukota terus berdenyut selama duapuluh empat jam sehari, manusia terus bergerak tanpa henti. Pembangunan pusat perbelanjaan mulai kelas biasa, menengah, hingga premium dilakukan, arena rekreasi dan wisata bertaburan bak bintang di langit malam. Kemacetan lalu lintas menjadi masalah jamak, menjadi PR pemerintah menyelesaikan. Fasilitas seperti transportasi massal, taman dan pusat hiburan terus bermunculan. Persaingan terjadi sedemikian ketatnya, agar tetap bertahan tak ada solusi selain berinovasi.
Masyarakat sudah dihadapkan pada banyak alternatif, semakin leluasa menentukan pilihan. Saya pribadi merasakan penurunan pamor TMII, setelah hadirnya aneka wahana modern masa kini. Perubahan adalah hal yang abadi, selama dunia dan kehidupan masih berputar. Pendekatan kekinian dengan mempertahankan kekhasan musti dilakukan, berbekal nama besar yang sudah disandang. Disadari atau tidak TMII adalah ikon ibukota, tugas berat saat ini adalah mempertahankan status itu. Sejauh pengetahuan saya belum ada wahana rekreasi di Indonesia, yang konsepnya seperti Taman Mini Indonesia Indah.
Rentang waktu selama 40 tahun telah dilewati, pasti sudah merasakan asam garam pengalaman. Belum ada tempat rekreasi bisa disejajarkan, yang selengkap dan selegendaris TMII. Memang bukan tugas yang ringan, tapi juga bukan suatu yang mustahil. Taman Mini Indonesia Indah bisa dan akan terus berkembang, dengan syarat mampu menyesuaikan perubahan dan perkembangan jaman.
TMII adalah gambaran miniatur indonesia yang sesungguhnya, penuh keragaman dan perbedaan. Namun justru ketaksamaan sejatinya adalah kekayaan, yang saling melengkapi dan menyatukan. Semboyan Bhinekka Tunggal Ika, yang artinya berbeda beda tetapi tetap satu, adalah kenyataan yang musti diakui. TMII merangkum semuanya melalui wahana rekreasi, edukasi, budaya, ilmu pengetahuan, sejarah, adat istiadat.
Berkeliling menyusuri anjungan demi anjungan, museum demi museum, wahana rekreasi dan semuanya. Bagaikan mengelilingi Indonesia, sekaligus mengenal lebih dekat. Semakin membulatkan kesimpulan, bahwa Indonesia laksana nirwana. Kekayaan bangsa ini menjelma, melalui keanekaragaman itu.
Indonesia dapat dilihat dalam rumah gadang, dalam rumah joglo, dalam suku asmat, dalam suku badui. Indoneia dapat dikenal melalui Wihara, melalui Masjid atau Gereja, melalui saudara yang beribadah diKlenteng atau Pura. Indonesia bisa didekati lewat tarian Pendet, tari Saman, tari Piring, tari Remo. Indonesia bisa disaksikan dalam Pencak Silat, Gurindam duabelas, Pantun berbalas. Kekayaan Indonesia bisa didengar lewat lagu Gambang Suling, Angin Mamiri, Sajojo, O Ina ni keke, atau tembang Macapat. Bahwa indonesia bisa disaksikan dalam keindahan alam Bromo, Jaya Wijaya atau Tangkuban Perahu. Lewat keindahan bulu mekar burung Cendrawasih, Badak bercula satu, Komodo.
Perkembangan keilmuan anak bangsa bisa disaksikan, melalui geliat penemuan di bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, atau dalam pengelolaan sumber minyak dan gas bumi, atau kekayaan alam yang tersimpan dalam bumi Indonesia
****.
[caption id="attachment_403932" align="aligncenter" width="611" caption="Keong Mas (dokpri)"]
Bagi generasi lahir tahun 1970 - 1990 an, mengunjungi TMII ibarat bernostalgia. Sementara bagi generasi setelahnya, seperti belajar mengenal ruh ke-Indonesia-an. Sungguh sejauh mata melihat, sejauh telinga mendengar, belum ada pusat wisata se unik Taman Mini Indonesia Indah. Sebagai bagian dari anak bangsa besar berharap, gagasan yang visioner dari pendiri TMII bisa dilanggengkan. Sehingga anak cucu generasi masa depan, memiliki kebanggan pada generasi pendahulu.
Taman Mini Indonesia Indah merangkum Indonesia dalam sebuah miniatur, memberi pencerahaan bahwa Nusantara memang kaya raya. Sanjung dan puja dari negeri seberang, ternyata bukan sekedar isapan jempol. Namun justru tak boleh membuat terlena, musti lebih gigih semangat mempertahankan yang sudah dimiliki.
Pada akhir tulisan perkenankan kami meyampaikan, Dirgahayu Taman Mini Indonesia Indah yang ke 40. Semoga di usia yang semakin matang, semakin bisa menorehkan nilai kebangsaan, semakin memberi kontribusi bagi bangsa, dapat mewujudkan cita cita pendirinya. Yaitu membangkitkan rasa bangga dan cinta tanah air, pada seluruh bangsa Indonesia. (salam)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H